Setelah Satu Dekade Vakum, Pasar Seni ITB 2025 Hadir Kembali

(Foto: Gilang Rahadian/KMJurnalistik.com)

Oleh: Gilang Rahadian

Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar Pasar Seni ITB 2025, ajang seni terbesar empat tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB. Setelah satu dekade vakum, tahun ini Pasar Seni hadir dengan tema “Setakat Lekat”, menggambarkan semangat untuk mempertemukan dan merekatkan berbagai elemen seni dalam satu ruang kreatif bersama.

Tema Setakat Lekat mencerminkan gagasan agar seni tidak sekadar hadir secara estetis, tetapi “melekat” dalam kehidupan masyarakat, menyatukan disiplin, generasi, dan aktivitas kreatif dalam ruang bersama. Panitia berharap bahwa Pasar Seni kali ini tidak hanya jadi pameran temporer, tapi menjadi pemicu lahirnya ekosistem kreatif yang berkelanjutan.

Acara pembukaan berlangsung di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari No. 73, Bandung, pada Sabtu (18/10). Sementara itu, kegiatan utama akan berlanjut hingga Minggu (19/10) di area Kampus ITB Ganesha, Jalan Ganesha No. 10, Bandung, dan di sepanjang Jalan Ganesha.

Dilansir dari laman koran.pikiran-rakyat.com, Ketua pelaksana Pasar Seni ITB 2025, Zusfa Roihan, menyebut tema Setakat Lekat sebagai ajakan untuk menautkan kembali manusia dengan seni dan ruang sosialnya. “Kami ingin seni tak hanya jadi tontonan, tapi juga pengalaman. Setakat Lekat yang artinya bertemu, bersepakat, lalu melekat, seperti bagaimana seni seharusnya menyentuh kehidupan,” ujarnya.

Acara ini menampilkan ratusan karya seni dari berbagai bidang, mulai dari lukisan, instalasi, kriya, hingga seni pertunjukan. Selain pameran, pengunjung juga dapat menikmati workshop, diskusi, dan pertunjukan musik dari berbagai komunitas seni dan musisi nasional seperti Project Pop, The Panas Dalam Band, Seurieus, dan Bottlesmoker, dan masih banyak lainnya.

Farhan, salah satu pengunjung dari acara Pasar Seni ini, mengungkapkan rasa penasarannya terhadap acara ini. “Aku di sini mau liat-liat aja sih, ka, soal lukisan yang ada di FSRD gitu kan, soalnya Pasar Seni ini terakhir diselenggarakan tuh tahun 2014 kan ya, jadi aku juga penasaran sih gimana Pasar Seni sekarang,” ujarnya.

Dan Farhan pun mengungkapkan harapan ke depannya kepada para seniman dan acara ini. “Harapan aku sih semoga untuk para pelukis dan karyanya semoga terus berkembang dan semoga Pasar Seni tahun berikutnya masih ada,” ujarnya.

Meskipun akses ke area inti acara bersifat gratis, Pasar Seni ITB 2025 dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Namun, pengunjung tetap perlu mendaftar secara daring melalui laman resmi pasarseniitb.com untuk bisa mendapatkan tiket agar bisa ikut serta dalam acara yang ditunggu-tunggu ini.

Pasar Seni ITB 2025 menjadi momentum penting: festival seni kampus yang dulu identik lokal sekarang tampil sebagai katalis kreativitas lebih luas. Bagi warga Bandung dan pengunjung luar kota, ini kesempatan unik untuk menyaksikan ragam seni interaktif, menikmati pertunjukan, dan merasakan atmosfer kreatif yang “melekat” ke ruang publik.

Editor: Dzikrie Tyasmadha