115 Orang Korban Aksi Massa Dievakuasi ke Unisba
“Penanganan massa aksi yang terluka dalam kegiatan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Bandung pada Selasa (24/09), di Aula Utama Unisba. Dalam aksi tersebut sebanyak 115 orang menjadi korban bentrokan, yang terdiri dari 108 orang luka ringan serta tujuh lainnya mengalami luka serius.” Foto: Jufadli R.
Bandung – Massa aksi yang dikoordinasi oleh aliansi buruh tani, serta mahasiswa memakan korban total berjumlah 115 orang pada Selasa, (24/09). Aksi yang digelar di depan gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro Bandung tersebut juga melibatkan mahasiswa dari berbagai Universitas di Jawa Barat.
Sebanyak 115 orang korban itu terdiri dari 108 orang luka ringan serta tujuh orang luka serius. Korban yang mengalami luka berat langsung dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kota Bandung, di antaranya; RS Sariningsih, RS Halmahera, RS Borromeus, dan RS Hasan Sadikin.
Menurut keterangan Sultan selaku Wakil Presiden Mahasiswa Unisba, korban yang mengalami luka ringan mendapatkan perawatan di Unisba, sedangkan korban dengan luka berat dilarikan ke rumah sakit. Tidak hanya dari korps sukarela Unisba dan klinik Unisba, para korban juga dibantu oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung serta Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Menurut data dari BEM Unisba, Rata-rata korban berasal dari kalangan mahasiswa, beberapa universitas yang tercatat di data nama korban, yaitu; Universitas Widyatama, Unjani, Ekuitas, Unibi, STTB, Unla, LPKTIA, Itenas, STHB, Polban, Politeknik TEDC, STKIP Pasundan, UIN, Telkom, Unisba, UPI, serta Poltekpos.
“Korban tidak hanya dari kalangan mahasiswa serta aliansi buruh, ada juga beberapa siswa SMA yang menjadi korban saat mengikuti aksi tersebut. Untuk korban dengan luka berat ada yang sampai patah tangan, kepala bocor, kaki keseleo, dan ada yang rahangnya kena,” lanjut Sultan menjelaskan.
Unisba menutup posko evakuasi sekitar pukul 19.30 WIB, berbeda dengan senin (23/09) lalu, yang terbuka sampai tidak ada lagi korban yang datang. Hal ini disebabkan karena massa aksi yang banyak dari luar Unisba.
“Karena banyak massa aksi yang dari luar, jadi riskan, ditakutkan terjadi hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
Teks oleh: M Abdi Octavian.