“Sepuluhtura” di May Day 2019

“Sejumlah massa aksi yang berasal dari Kongres Aliansi Sertifikat Buruh Indonesia (KASBI) tengah menyampaikan aspirasinya di depan Gedung Sate, pada peringatan May Day, Rabu (01/05).” Foto: Dwinda R.

Perayaan May Day selalu diadakan setiap tahunnya, mulai pada tahun 1920 May Day sudah mempunyai nama di Indonesia. Walaupun pada saat itu peringatan Hari Buruh ini dilarang oleh Soeharto, namun aliansi buruh masih bersikeras melaksanakan peringatan tersebut.

Peringatan Hari Buruh di Indonesia sendiri selalu identik dengan turun ke jalan (aksidental) dan melakukan long march sambil menyuarakan tuntutan kepada pihak terkait serta membawa perlengkapan tambahan seperti spanduk yang bertuliskan tuntutan para partisipan.

Di Kota Bandung, pada May Day tahun ini, long march dimulai dari arah Taman Cikapayang menuju Jalan Dipatiukur dan kembali berkumpul sambil menunggu partisipan lainnya di depan Gedung Sate. Ratusan Buruh dan massa aksi lainnya sudah berkumpul sejak pukul 06.00 WIB dan memulai aksi pada pukul 09.00 WIB.

“Ritual” wajib dalam kegiatan tersebut adalah menyuarakan segala aspirasi terhadap segala keluh-kesah buruh. “Tuntutan tahun lalu yang baru terpenuhi hanya satu, yaitu menjadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional. Sedangkan yang lainnya belum ada kabar akan terpenuhi”, ujar Eni selaku Ketua PBB KASBI, saat ditemui di depan Gedung Sate pada saat kegiatan tersebut berlangsung.

Pada tahun ini, tuntutan yang disampaikan oleh aliansi buruh dinamakan Sepuluhtura (Sepuluh Tuntutan Masyarakat). Dalam tutuntan-tuntutan tersebut berisikan; pelaksanaan &  pemenuhan hak-hak buruh perempuan, lindungi buruh migran, Tolak liberalisasi, privatisasi, dan komersialisasi pendidikan serta hapus UU No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, Turunkan harga BBM & kebutuhan pokok bagi masyarakat, Tolak PHK, Union Busting, dan kriminalisasi aktivis-aktivis kelas buruh.

Selain dihadiri oleh berbagai macam lapisan buruh, beberapa mahasiswa juga terlihat menghadiri kegiatan tersebut. Mahasiswa yang ikut serta turun dalam peringatan ini bukan untuk menyuarakan aspirasinya kepada pemerintah, tetapi ingin menunjukkan rasa solidaritas kepada para buruh. Seperti yang disampaikan oleh Gema Zaki Muhamad, seorang mahasiswa Telkom, “Kami dari perwakilan mahasiswa yang ikut aksi ini tidak mempunyai tuntutan khusus dari nama mahasiswa, tetapi kami hanya ingin memperjuangkan hak buruh yang ada di Indonesia”, jelasnya.




Teks oleh: Dwinda Rabiaturrohmah