Menilik Toko Buku di Tengah Pasar Tradisional
“Asri, salah satu pemilik Toko Buku Akasa sedang berbincang dengan pengunjung yang datang di Pasar Cihapit, Bandung. Pada Selasa (02/05)” Foto: Refika N.
Pasar tradisional merupakan tempat para pedagang menjajakan bahan pokok makanan dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya. Suasananya pun cenderung ramai, tidak eksklusif dan identik sebagai “tempat bagi para orangtua”.
Salah satu pasar tradisional yang terdapat di Kota Bandung adalah Pasar Cihapit. Uniknya, di dalam pasar tradisional bergaya kontemporer ini, selain terdapat berbagai penjual bahan pokok kebutuhan rumah tangga, juga terdapat satu toko buku dengan penampilan yang mencolok.
Toko buku yang bediri sejak tahun lalu ini bernama Akasa. Asri sebagai pemilik toko buku ini mengambil nama Akasa dari bahasa sanskerta yang memiliki arti “hanya melihat”, dengan makna buku-buku itu hanya bisa kamu lihat lalu kamu presentasikan sesuai dengan yang kamu pikirkan. Jelasnya saat ditemui di lokasi toko buku tersebut.
Akasa didirikan oleh empat kawan yang dipertemukan di Yogyakarta, lalu memutuskan untuk menjalin bisnis bersama di kota Bandung. Asri menuturkan tak ada alasan spesifik bagi mereka dalam memilih pasar untuk menjadi tempat berdirinya Akasa.
Ia pun beranggapan bahwa dengan memilih pasar sebagai tempat berbisnis itu adalah pilihan yang tepat. Karena selain biaya sewa yang murah, mereka juga dapat berbaur dan bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, tidak seperti coworking space yang justru menjuhkan dari kedua hal tersebut.
“di sini tuh rasanya sangat membaur, jadi kayaknya ketika menulis konten ataupun menabrakkan kesusastraan dengan kenyataan itu lebih dekat gitu” tambah Asri.
Buku-buku yang ada di Akasa sangat beragam, awalnya Akasa lebih banyak menjajakan buku dengan unsur seni, namun saat ini buku-buku berjenis novel, sejarah, pengetahuan umum, keagamaan hingga sastra Sunda pun dapat kita temui di toko tersebut.
Kisaran harga buku yang ditawarkan cenderung terjanglau, berkisar dari Rp10.000 hingga Rp100.000. Distributor buku-buku di Akasa lebih banyak datang dari Yogyakarta, oleh karena itu buku-buku bertemakan Yogjakarta dapat dengan mudah kita temui.
Selain menjadi toko buku, Akasa juga merupakan perpustakaan kecil bagi pedagang di Pasar Cihapit dan pengunjungnya.
“Semenjak ada Akasa saya sendiri merasa senang sih karena saya ‘kan suka baca buku jadi kebantu banget kalau cari buku. Satpam sama pedagang di sini juga jadi sering baca buku dari Akasa” ucap Aya, salah satu pedagang di Pasar Cihapit.
Selain karena alasan bisnis, menurut Asri, salah satu tujuan membangun Akasa di Pasar tersebut memang untuk mengenalkan literasi kepada orang-orang di sekitar dan para pengunjunya.
Hal unik lainnya yang terdapat di Akasa yaitu adanya koran recycle. Replika koran lawas yang cetakannya dibuat semirip mungkin dengan cetakan aslinya.
Akasa juga mempunyai 15 buku terbitan sendiri. Buku-buku yang dibuat oleh Akasa lebih mengedepankan tema keagamaan. Di tempat ini juga menerima buku-buku yang ingin diterbitkan di sana melalui tahap seleksi. Mereka tidak memproduksi buku secara banyak, hanya 100 eksemplar per buku..
Di tengah ramainya pasar tradisional, Akasa memberikan suatu ruangan yang berbeda. Tempat ini cocok bagi orang-orang yang ingin membaca buku dengan suasana berbeda.
Teks Oleh: Refika Noorkesuma Mukti