Jejak Perjuangan Pikiran-pikiran Soekarno Muda
Gambar ilustrasi: Nuansa Zahra I.
Soekarno merupakan sosok yang dikenal sebagai “orang besar” yakni seorang proklamator sekaligus seorang presiden pertama Indonesia. Pada zaman revolusi, beliau dikenal kian lekat dengan politik dan kekuasaan. Dua hal itu lah yang menjadi penyebab Soekarno kembali pada kejatuhan. Namun saat Soekarno masih muda, ia memiliki pemikiran-pemikiran orisinil mengenai berbagai hal, terutama menyangkut ideologi, nasionalisme dan kemerdekaan yang dimuat di berbagai surat kabar pada saat itu.
Soekarno muda kaya akan ilmu, pergerakan, dan perjuangan, seperti yang tertera dalam buku “Di Bawah Bendera Revolusi” yang berisikan tulisan dirinya sendiri. Dalam buku tersebut, beliau menyinggung tigal hal yang diyakininya dapat menuntun bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan persatuan pada masa itu., yaitu; Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme, menurutnya ketiga hal itu tidak dapat dipisahkan.
Ia mengatakan rasa nasionalistis menimbulkan rasa percaya pada diri sendiri dan hal itu yang akan menuntun rakyat memiliki ketetapan hati untuk terus berjuang menuju kemerdekaan. Sementara, islam yang sejati, memegang tabiat-tabiat sosialistis yang diperlukan kaum nasionalis. Kedua ideologi pergerakan itu pula harus bisa bekerjasama dengan pergerakan marxis, yaitu kaum buruh yang bernasib sama dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pergerakan mereka tidak hanya kuat dalam satu negeri, namun mereka tersebar sangat luas di seluruh negeri.
Soekarno memiliki anggapan bahwa Marxisme yang telah maju, tidak akan menolak bekerja sama dengan kaum Nasionalis dan Islamis. Beliau mengatakan, “Marxis yang masih saja bermusuhan dengan pergerakan-pergerakan Nasionalis dan Islamis adalah tidak mengikuti aliran zaman, dan tak mengerti akan taktik Marxisme yang sudah berubah.”
Ketiga paham tersebut ada dalam satu negeri jajahan yaitu Indonesia pada waktu itu. Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme diyakini Soekarno dapat saling terhubung dalam melaksanakan pergerakan perjuangan menuju kemerdekaan. Beliau pun yakin bahwa nilai toleransi yang tinggi dalam hidup berbangsa dan bernegara itu sangat diperlukan demi kelancaran hidup masing-masing golongan bahkan suatu bangsa. Ketiga paham itu tidak perlu menjadi satu golongan, tetapi cukup dengan saling bekerja sama dan menjalin hubungan yang baik akan menjadikan suatu negeri berada pada puncak kemenangan. Pikiran-pikiran inilah yang menjadi haluan jejak perjuangan Soekarno dalam menentukan masa depan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan dan persatuan.
Teks Oleh: Nuansa Zahra I.