Bayangan Perjuangan di Balik Proklamasi

17 Agustus 1945 tepatnya 73 tahun yang lalu merupakan hari besar kemerdekaan Republik Indonesia. Selain diperingati sebagai peristiwa bersejarah bagi negeri ini, hari tersebut juga merupakan penanda awal revolusi bagi bangsa ini. Namun demikian, siapa sangka pembacaan proklamasi kemerdekaan RI sebelumnya juga pernah dikumandangkan di kota Cirebon tepat dua hari sebelum hari proklamasi yang dibacakan Soekarno di Pegangsaan Timur Jakarta. Tugu Kejaksan Cirebon menjadi saksi bisu para pejuang membacakan teks proklamasi itu.

Di balik terlaksananya proklamasi tersebut, terjadi perdebatan dan keinginan berbeda antara golongan tua dan kaum muda kala itu. Kaum muda mendesak Soekarno dan Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun, Soekarno dan Hatta yang mewakili golongan tua bersikeras untuk tidak terburu-buru mendeklarasikan kemerdekaan. Alasannya terkuat Soekarno adalah belum yakinnya beliau bahwa Jepang memang telah benar-benar menyerah, sehingga jika proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang belum siap.

Di tengah desakan yang tidak digubris, akhirnya pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI dilakukan secara spontan. Saat itu, Sjahrir mengirimkan telegram dan memilih Dr. Soedarsono, seorang dokter kader Partai Sosialis Indonesia (PSI) untuk mengumandangkan proklamasi kemerdekaan RI setelah dipastikan Jepang menyerah kepada sekutu. Alasan Sjahrir meminta Dr. Soedarsono membacakan teks proklamasi di Cirebon karena dianggap mampu dan merupakan salah satu tokoh Cirebon yang berpendidikan.

Setelah dibacakannya teks proklamasi, para pejuang menyiarkan kabar serupa ke beberapa daerah lain di Cirebon seperti di Palimanan dan Plumbon. Mengapa Cirebon? Karena saat itu Cirebon dianggap masih aman dari penjajah Jepang yang masih berkumpul di kota besar setelah mereka menyerah.Sayangnya hingga saat ini tidak ada yang tahu isi dari teks proklamasi yang dibacakan Dr. Soedarsono tersebut.

 

Peristiwa Rengasdengklok

Para pemuda yang kehilangan kesabaran memutuskan untuk menculik Soekarno (bersama Fatmawati) dan Hatta pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 menuju Rengasdengklok. Tujuannya tidak lain untuk meyakinkan Soekarno dan Hatta bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan bermalam di kediaman Laksamana Maeda melakukan rapat untuk menyiapkan teks proklamasi. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti Melik menyalin dan mengetik teks proklamasi.

Sebelumnya para pemuda mengusulkan naskah proklamasi menyatakan semua aparat pemerintahan harus dikuasai oleh rakyat dari pihak asing yang masih menguasai. Tetapi mayoritas golongan tua menolaknya dan disetujuilah naskah proklamasi seperti adanya hingga saat ini. Para pemuda juga menuntut enam pemuda lain turut menandatangani proklamasi bersama Soekarno dan Hatta. Kompromi pun terwujud dengan membubuhkan anak kalimat “atas nama Bangsa Indonesia”.

 

17 Agustus 1945

Perundingan dalam penyusunan teks proklamasi antara kaum muda dan golongan tua berlangsung pukul 02.00-04.00 dini hari. Ditulis di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur Jakarta. Para penyusun teks proklamasi sendiri ada Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo. Hadir pula Sajuti Melik, Sukarni dan Soediro.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno telah hadir Soewirjo, Wilopo, Gafar, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati bebera hari sebelumnya lalu dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, Suhud sastro, dan Trimurti. Hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya saat sang saka Merah Putih berkibar.

Mengingat panjangnya rentetan sejarah merdekanya republik ini, sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus para pahlawan meneruskan perjuangan mereka meski dengan cara yang berbeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *