10 Album Hip Hop Terbaik di 2018

Oleh: Rizky Mardiyansyah


Sebelum 2018 benar-benar berakhir, tidak afdol rasanya jika tidak membuat chart dan review album hip hop terbaik sepanjang 12 bulan terakhir ini. Berbicara tentang hip hop; jika menurut kalian hal tersebut sudah tidak relevan di zaman sekarang, mungkin kalian terlalu malas untuk menggali segudang referensi baru musik hip hop yang keluar di tahun ini dengan rilisan album luar biasa. Bagaimanapun, 2018 termasuk tahun yang menyenangkan untuk seluruh fans boom bap hip hop seperti saya. Pasalnya, setiap rilisan album mumble rap yang keluar di tahun ini sukses terkubur tanpa jejak oleh beberapa album yang kompeten dan lebih layak didengar, sehingga saya sendiri lupa bahwa musik trap dengan flow mumble / kumur-kumur di setiap verse-nya adalah suatu hal yang lebih busuk dari sampah. Dengan demikian, kalian tidak akan pernah menemukan satupun album yang memiliki puluhan “brraah” atau “skrrrtt” di tracknya dalam list ini meski pada dasarnya musik hip hop memang universal, namun tulisan ini hanyalah subjektifitas dari telinga saya.

Berikut list 10 album terbaik sepanjang 2018:


10. Sean Price & Illa Ghee – Metal Detectors


Tiga tahun yang lalu, ikon Ruck Down Records, Sean Price meninggal dunia. Sejak kematiannya yang mendadak, sulit bagi penggemar musik hip hop untuk menikmati katalog panjangnya dari era Heltah Skeltah hingga 2015 silam. Pada Maret 2018 kemarin, Duck Down Records hadir dalam proyek baru dengan materi yang belum pernah dirilis sama sekali. Ya, sebelum Price meninggal, ia sempat memiliki proyek Extended Play (EP) bersama rapper asal Brooklyn, Illa Ghee. Berisikan 8 track dengan rima konsis, menghadirkan Michael Rappaport, teman lama Price pada intro, hingga dua kolaborator bawaan Illa Ghee, Royal Flush, dan Rim di beberapa track. Metal Detector’s sukses menjadi awalan menarik di 2018.


9. Apathy – The Widow’s Son

Setelah perilisan debut self-titled Perestroika, anggota Army of the Pharaohs & Demigodz, Apathy akhirnya meluncurkan album keenamnya. Pada track pembuka “The Spellbook”, Ap memuntahkan verse di setiap bars yang diiringi dengan beat ‘gelap’ secara powerful. Di track lainnya, album ini membawa kembali era keemasan jazzy boom bap yang dipasak oleh Stu Bangas. Dalam track “The Order”, DJ Premier hadir sebagai produser dengan sentuhan grimy boom bap yang ‘kotor’. Tidak hanya itu, Ap mendatangkan salah satu influence-nya dalam ber-rima, Pharoahe Monch pada track “I Keep On”.


8. Khrysis x Elzhi – Khrysis & Elzhi Are Jericho Jackson

Elzi merupakan salah satu MC yang baru saya ketahui dan memiliki keunggulan tersendiri di dalam dirinya. Sayang, reputasinya memudar dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun, album barunya yang berkolaborasi dengan produser Khrysis seakan menjadi sulutan kembali bagi karirnya. Jericho Jackson adalah produk Detroit terbaik di tahun ini. Elzhi kembali menulis rima yang interaktif, menceritakan kisah-kisah depresinya yang kelabu namun dapat membalikan kiasan tersebut dengan cara yang unik, sehingga kelabu berartikan puluhan warna yang berbeda di album ini.


7. Ice Cube – Everythang’s Corrupt

Selama perjalanan karir legenda Compton dari grup fenomenal N.W.A. hingga mendapatkan julukan ‘West Coast Gangsta Rap’, Ice Cube sibuk bergelut di dunia lain seperti; liga bola basket BIG3, sampai dunia perfilman. Hal tersebut membuat kita lupa tentang segala hal mengenai musik lyricist N.W.A. ini. Lucunya, tanpa kita sadari Cube sudah merilis album solonya yang ke 10, Everythang’s Corrupt. Album ini merupakan sebuah luapan kekecewaan Cube terhadap parlemen gedung putih, Amerika Serikat. Dengan intro speech yang seram, album ini hanya menarik perhatian di beberapa track saja. Sungguh di luar ekspektasi, Cube tidak menulis rima dengan padat lagi. Namun demikian, satu hal yang membuat Everythang’s Corrupt berada di peringkat ke 7 adalah; lirik Cube yang masih konsis dalam isu konflik rasial, berbicara tentang ras superior sayap kanan yang merambah ke seluruh parlemen. Selain itu, track “Good Cop, Bad Cop” kembali mengingatkan kejadian fenomenal N.W.A. di era 90 awal.


6. Dr. Octagon – Moosebumps: An Exploration Into Modern Day Horripilation

Moosebumps adalah album studio solo ke 15 Kool Keith dengan nama alias Dr. Octagon di bawah Bulk Recordings, dalam naungan Dan Nakamura sang produser. Moosebump mungkin karya mereka paling tidak esensial, tetapi sangat mengesankan. Meski Kool Keith sudah terdengar tua, namun Nakamura The Automator berhasil melibatkan drum breaks dan bass line yang funk dengan sentuhan piano seperti pada album Octagonecologyst lengkap dengan dosis scratch turntable yang berat. Sebagian orang mungkin mengatakan bahwa hip hop adalah permainan anak muda, namun tidak bagi Octagon. Ia adalah representasi MC tua yang masih relevan dalam meracik flow ke dalam setiap beat, di saat MC mudah tengah sibuk berbicara tentang sex, drugs, dan alcohol.


5. Cypress Hill – Elephants on Acid

Setelah sibuk dengan proyek sampingannya bersama Prophets of Rage, B Real akhirnya kembali ke studio bersama Sen Dog, Eric, dan DJ Muggs. Dengan selisih 8 tahun setelah album buruk mereka ‘Rise Up’, kali ini Cypress Hill menjanjikan secercah harapan bagi penggemarnya pasca kembalinya DJ Muggs sebagai produser. Hal yang membuat saya kegirangan, dan tidak sabar untuk menanti album baru Cypress Hill, mengingat kontribusi Muggs pada album Temples of Boom membuat saya menjadi fans fanatik dari grup hip hop stoner ini. Dengan sentuhan psychedelic, sample yang off-beat, hingga instrument multi-lapis; Elephants on Acid memberikan sesuatu yang sama sekali baru. Berawal dari dirilisnya single Band of Gypsies di kanal youtube mereka, album ini sukses menghasilkan lagu yang menonjol dengan serangkaian verse ikonik ala B-Real bermetamor dengan flow yang monoton namun tetap membuat saya – yang tidak pernah menggunakan acid sekalipun – merasakan hal-hal berupa skizofrenia.


4. Soul Assassins – Dia del Asesinato

Seperti yang Morgue Vanguard atau Ucok Homicide bilang di laman twitternya, bahwa 2018 adalah tahunnya DJ Muggs. Soul Assassins merupakan kolektif hip hop yang digerakan oleh produser legendaris sepanjang masa, DJ Muggs. Dalam albumnya Dia del Asesinato, Muggs membawa beberapa MC ikonik seperti MF Doom, Kool G Rap, hingga member dari hip hop kolektif Wu-Tang Clan, Raekwon. Muggs mungkin akan selamanya dikaitkan dengan California, berkat keterlibatannya dengan Cypress Hill. Namun, baru-baru ini ia kembali ke akar rumputnya di New York. Muggs yang juga merupakan mentor bagi Alchemist, memproduksi gaya beat halus namun keras dalam menghantam pada album ini. Beat Muggs seperti tengah mencari perhatian dengan loop yang menonjol. Tak hanya itu, sang produser memilih kolaboratornya dengan sangat baik. Seluruh MC terdengar lebih tajam, entah karena pengaruh musik atau mereka merasa lebih muda di hadapan produser legenda ini.


3. Chuck D – Celebration of Ignorance

Selama karirnya, Chuck D telah konsisten menghasilkan bars bermuatan politik atas hingar bingar yang ia rasakan. Terlepas dari kesibukannya dengan Prophets of Rage, proyek solo Mistachuck-nya tengah merilis album baru bertajuk Celebration of Ignorance yang berisikan 10 track dengan gaya musik yang jauh dari Public Enemy era 80 akhir. Dikerjakan dalam naungan David “C-Doc” Synder, Celebration of Ignorance adalah jenis Public Enemy kontemporer yang lahir di bawah rezim Donald Trump. Hal tersebut memiliki hubungan yang sama dengan dunia hip hop di era lampau. Dalam track “Ain’t No”, music Chuck D terperosok ke dalam rap-rock dengan amarah yang besar.


2. Czarface & MF Doom – Czarface Meets Metal Face

Setelah mengenal MF Doom lewat album Doomsday-nya, MC yang kemudian menjadi favorite saya ini melakukan kolaborasi album spit yang epik bersama Czarface; salah satu supergrup hip hop yang terdiri dari Inspectah Deck, dan dua andalan Boston boom bap, 7L & Esoteric. Seperti yang selalu mereka sebutkan dalam setiap albumnya, bahwa setiap pahlawan membutuhkan seorang penjahat, maka tidak ada yang lebih memenuhi syarat untuk kriteria tersebut kecuali MF Doom. Lead single “Nautical Depth” memberikan suguhan awal yang menarik, di sini Doom menyampaikan rima yang paling sigap di atas bass line yang gelap. Bahkan Doom berhasil menyayat setiap pendengarnya dengan lirik yang tajam. Selain itu, Doom menghajar setiap track dengan verse-verse yang kompeten dan disembangi dengan Deck yang membacot seakan ‘marah-marah’ di dalam setiap linesnya. Jika kalian mengharapkan album hip hop yang terdengar seperti album-album legendaris 15 tahun yang lalu, Czarface Meets Metal Face adalah jawabannya.


1.Evidence – Weather or Not

Sudah satu dekade sejak debut album solo Evidence rilis. Tak kalah menyeramkan, Evidence terus menempa musik boom bap yang menjadi ciri khasnya sejak 2007 silam. Weather or Not menyuguhkan beberapa tokoh lama. Instrumen keras Alchemist telah berhasil bertindak sebagai latar belakang yang kuat bagi penikmat musik east coast. 16 track di dalamnya adalah sebuah bukti yang melenggang di tengah hujan deras di akhir senja, sesuai dengan tema albumnya. Secara keseluruhan, album ini dikemas dengan beat yang menggertak, berdendangan dengan irama flow Ev yang ‘ngamuk’ di atasnya. Bertamukan Rapsody, Styles P, dll; masalah utama dari album ini adalah tidak semua MC bisa mengoceh dengan beat boom bap kelabu dan berhasil memanjakan telinga pendengar. Meski begitu, Evidence kembali membawa nuansa ‘east coast’ ke setiap tracknya.