Keunikan Unisba yang Tidak Akan Saya Lupakan: Kuliah Pukul 06.30
Pict Source: Liputan6.com/Huyogo Simbolon
Oleh: Raden Muhammad Wisnu.
Universitas Islam Bandung adalah almamater saya yang saya banggakan karena telah memberikan banyak pelajaran hidup kepada saya. Mulai dari ilmu kejurnalistikan hingga suka dan duka selama lima tahun berkuliah di sini. Sejak saya kuliah sampai lulus, ada begitu banyak keunikan kampus saya yang selalu membuat orang-orang terkagum-kagum sambil tertawa, seperti adanya pesantren mahasiswa baru di Ciburial sampai perkuliahan yang dimulai pada pukul 06.30 pagi. Mungkin, Universitas Islam bandung adalah satu-satunya kampus di Indonesia yang perkuliahan paling pagi karena dimulai pada pukul 06.30.
Di Kota Bandung, berdasarkan pengalaman teman-teman saya yang berkuliah di ITB, Unpad, Unpar, UPI, Widyatama, dan Universitas Telkom, sebelum pandemi, perkuliahan paling pagi dimulai pukul 08.00. Ada juga beberapa kampus dan juga dosen yang memulai kuliah pukul 07.00 sih, tapi itu sangat jarang. Saya pikir, kuliah pukul 06.30 itu benar-benar unik, sekaligus antik.
Saya sebut unik sekaligus antik, karena saya juga sangat kaget ketika status saya masih mahasiswa baru di sana, dan menerima jadwal kuliah, betul-betul tercetak pukul 06.30. Bahkan saat saya SD hingga SMA saja, belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 meskipun pada pukul 06.45 siswa dan siswi disuruh untuk baris berbaris dan mengaji terlebih dahulu.
Para dosen dan petinggi kampus saat Ta’aruf dan PPMB berkata, bahwa perkuliahan pada pukul 06.30 ini dilaksakan agar dosen dan mahasiswa masih dalam keadaan yang segar sehingga dapat dengan maksimal melaksanakan kegiatan perkuliahan sekaligus membiasakan diri agar tidak tidur lagi selepas ibadah shalat subuh.
Tapi akhirnya saya mengambil kesimpulan sendiri, bahwa perkuliahan pukul 06.30 ini dilaksakan untuk mengakali jumlah ruangan kelas dan lahan parkir yang tidak cukup, karena saat saya masih kuliah, kampus saya masih dalam proses pembangunan. Jadi untuk mengakaliya, perkuliahan paling pagi dimulai pukul 06.30. Ini hanya asumsi saya belaka.
Untungnya perkuliahan pukul 06.30 ini umumnya hanya dijalankan di dua tahun pertama saja, karena begitu sudah memasuki semester atas, banyak mata kuliah yang diadakan di siang hari seperti pukul 8, pukul 9, pukul 10, atau bahkan pukul 1 siang.
Bagi saya yang rumahnya hanya berjarak 10 menit pakai sepeda atau angkutan kota untuk dapat mencapai kampus, kuliah pukul 06.30 bukan jadi masalah yang besar. Yang jadi masalah adalah teman-teman saya yang rumahnya di Kota Cimahi, Lembang, Padalarang, sampai Rancaekek. Jarak yang jauh, jalanan yang macet, serta jam keberangkatan yang bersamaan dengan anak sekolah maupun kaum pekerja yang sama-sama akan berangkat sekolah dan bekerja adalah hambatan bagi mereka untuk kuliah pada pukul 06.30.
Bagi mahasiswa, kadang kuliah jam 06.30 itu tidak dibuat ribet. Jika kami terlambat bangun, kami hanya sikat gigi dan cuci muka saja. Malah ada mahasiswa yang kebetulan anggota LKM, UKM, atau anggota BEM yang sengaja menginap di sekretariat LKM, BEM, dan UKM kampus, agar tidak terlambat mengikuti perkuliahan yang dimulai pada pukul 06.30. Betul-betul baru bangun pukul 06.30 dan langsung ke kelas saja dengan keadaan yang masih mengantuk karena di sekreretariat LKM, BEM dan UKM bukannya tidur, tapi begadang dengan mahasiswa lainnya karena rapat, main PES, atau ngobrol tidak jelas. Malah ada yang sengaja tidak tidur biar bisa kuliah pukul 06.30 dan memilih untuk tidur setelah perkuliahan pagi selesai.
Berbeda halnya dengan mahasiswi. Selarut apapun rapat, biasanya mereka menyempatkan pulang ke rumah atau kosannya masing-masing karena tidak mau pergi ke kelas dengan penampilan yang urakan. Memang sih ada beberapa yang mahasiswi rock and roll dan langsung pergi ke kelas begitu saja meski belum mandi setelah semalaman begadang di sekretariat UKM dan BEM.
Yang paling membuat saya sedih adalah jika perkuliahan pukul 06.30 dan kelas tempat saya kuliah berada di lantai 4. Banyak sekali mahasiswa saat saya kuliah yang tiba di kelas bermandikan keringat padahal sudah mandi pagi sebelum berangkat karena berlarian ke lantai 4 agar tidak terlambat kuliah. Lebih sedih lagi, kalau ternyata dosennya tidak masuk tanpa ada kabar. Sedih!
Tapi tidak semuanya sedih kok, ada sukanya juga kuliah pagi. Beberapa dosen memberikan toleransi dengan memulai perkuliahan pada pukul 07.00 meskipun beliau sudah duduk manis di meja dosen pada pukul 06.20. Beberapa dosen juga mengizinkan mahasiswa untuk kuliah sambil mengkonsumsi roti/gorengan disertai bawa kopi/susu ke kelas, biar gak salatri (sakit atau pingsan karena lapar, terlambat makan, atau tidak sarapan) karena perkuliahan dimulai pada pagi hari dan dikhawatirkan ada mahasiswa yang tidak sempat sarapan karena harus berangkat pagi buta.
Saat ini, saat gedung perkuliahan yang megah sudah selesai dibangun, saya tidak tahu apakah kampus saya masih memulai perkuliahan pada pukul 06.30 atau tidak. Apalagi, saat pandemi dan perkuliahan dilakukan secara daring, saya tidak tahu apakah perkuliahan masih dimulai pada pukul 06.30 atau tidak.
Saat kuliah, saya dan teman-teman kerap kali mengutuk keras perkuliahan yang dimulai terlalu pagi. Namun saat saya sudah lulus, saya justru merindukan hal tersebut dan bersyukur setidaknya bisa berkuliah meskipun saya bukanlah mahasiswa paling berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Saya betul-betul rindu suasana dan atmosfernya karena mahasiswa yang 10 tahun lalu mengutuk perkuliahan tersebut saat ini sudah memiliki prioritasnya masing-masing, entah bekerja, mengembangkan bisnisnya masing-masing, atau sudah berkeluarga.
Editor: Jufadli Rachmad.