Salam Pembuka Tahun 2020
Gambar Ilustrasi: Nirwansyah R.
Oleh: Nirwansyah Rustaman
Bencana sedang melanda dunia, termasuk di tanah air kita Indonesia. Di awal tahun ini kita sedang berduka dengan musibah banjir dan longsor di Jabodetabek, Kabupaten Lebak, dan Jawa Barat. Bahkan di Jabodetabek dan Kabupaten Bekasi sudah memakan korban sebanyak 67 orang. Dikutip dari CNNIndonesia.com, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) meninggal akibat banjir hingga Senin (06/01) mencapai angka 67 orang. Jumlah ini bertambah tujuh orang dibandingkan sehari sebelumnya. Kapusdatin dan Humas BNPB, Agus Wibowo menyebutkan bertambahnya tujuh korban tewas akibat banjir berasal dari Tangerang (5), Kabupaten Bogor (1), dan Kabupaten Lebak (1).
Di belahan dunia lainnya, tepatnya di Australia, Kebakaran besar melahap seluas 6 juta hektar lahan. Dikutip dari Mojok.co, Associated Press mengabarkan bahwa saat ini area kebakaran sudah mencapai 6 juta hektar. Sebagai perbandingan, luas lahan kebakaran Australia lebih luas ketimbang luas negara Belgia dan Haiti bila dijadikan satu. Kebakaran ini lebih besar dibandingkan dengan kebakaran dahsyat yang melanda lahan dan hutan di Indonesia tahun lalu.
Penyebab dari kebakaran ini antara lain dikarenakan perubahan suhu di kota Sydney yang telah menyentuh 48,5 derajat Celsius, serta ulah manusia. November 2019 lalu, New South Wales Rural Fire Service – sebuah organisasi pemadam kebakaran sukarela terbesar di dunia – menahan bocah 19 tahun yang dicurigai merupakan anggota sekumpulan orang yang suka melakukan pembakaran. Dia dituntut dengan tujuh tuduhan pembakaran secara sengaja yang dilakukan secara enam minggu.
Australia memang sudah akrab dengan yang namanya kebakaran, namun yang terjadi saat ini memang lebih fatal dari peristiwa-peristiwa sebelumnya. Akibat dari kebakaran ini tak hanya memperburuk kondisi lingkungan, sebanyak 480 juta satwa berbagai jenis asli Australia seperti kangguru, koala, burung, hingga reptil diprediksi hangus terbakar. Januari dan Februari adalah pucak dry season di Australia, yang mengakibatkan kebakaran ini diprediksi masih akan terjadi selama berbulan-bulan ke depan.
Peristiwa-peristiwa ini menjadi bahan perbincangan di awal tahun. Suatu teguran? Mungkin lebih tepat bila disebut sebagai buah dari perbuatan-perbuatan serakah manusia. “apa yang ditanam itu yang dituai”, tidaklah masuk akal bila makhluk hidup ‘tercerdas’ masih mengkambinghitamkan faktor cuaca sebagai sebab utama dari berbagai peristiwa yang terjadi di awal tahun ini. Bersikap adil terhadap elemen-elemen pembentuk kehidupan bukankah sudah menjadi suatu keharusan?
Editor: Ade Rosman.