Bung Karno, dan Renungan di Pulau Flores
Tepat pada 1 Juni 1945, azas dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan hasil renungan Soekarno pada masa pengasingannya selama empat tahun di pulau Flores, Kota Ende, Nusa Tenggara Timur lahir sebagai pemersatu bangsa. Pergerakan revolusioner Bung Karno dan kawan-kawannya kerap membuat ancaman bagi sejumlah tentara kolonial Belanda pada saat itu, sehingga hal tersebut membuat Bung Karno mendapatkan sanksi sosial berupa pengasingan di satu daerah yang harus ia tempuh dengan menghabiskan waktu perjalanan selama delapan hari menggunakan kapal Jan Van Riebeeck.
Tentara kolonial Belanda beranggapan bahwa pengasingan Soekarno ke Ende merupakan rencana yang tepat, karena hal tersebut dapat mengisolasi dan menjauhkannya dari teman-teman politiknya yang berada di pulau Jawa.
Dikutip dari buku “Soekarno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”, Ende merupakan suatu daerah yang jauh dari genggaman telepon dan kantor telegraf. Sehingga satu-satunya alat komunikasi dengan dunia luar hanyalah lewat dua buah kapal pos yang masing-masing datang sebulan sekali.
Dengan begitu, selama proses pengasingan, Soekarno mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dari pemerintah kolonial Belanda akan setiap langkah yang ia lewati. Bahkan hal berupa “Wajib Lapor”-pun kerap dilakukannya. Maka dari itu, selama empat tahun pengasingan –dengan pengawasan yang sangat ketat tersebut– beliau banyak menghabiskan waktunya dengan merenung berdiam diri di sebuah taman, di bawah pohon sukun, sembari menghadap ke laut.
Saat ini, Taman tempat Soekarno merenung tersebut sudah diresmikan oleh pemerintah daerah NTT sebagai Taman Renungan Bung Karno, lengkap dengan sejumlah pohon sukun yang ditanam ulang guna mengingat cikal bakal lahirnya Pancasila.
Satu dari sekian banyak kisah Bung Karno tersebut membuktikan bahwa dalam pengasingan –dengan segala keterbatasan dan tekanan– pun, suatu hal yang ia lamunkan masih tertuju untuk kebebasan bangsanya sendiri
Maka, kita sebagai generasi penerus bangsa sudah sepatutnya menerapkan dan menanamkan apa yang telah tertulis dalam azas-azas sakral bernamakan Pancasila, guna kehidupan bernegara yang sejahtera.
SELAMAT HARI LAHIR PANCASILA!