PWI Jawa Barat Selenggarakan Seminar Nasional Peran Pers di Era Disrupsi Media
“Pemberian plakat kepada para pembicara yang mengisi Seminar Nasional Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang, pada Kamis (12/03), bertempat di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.” Foto: Haris W.
Bandung – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat menyelenggarakan acara Seminar Nasional bertemakan Peran Pers di Era Disrupsi Media, Mendorong Media Daring Tumbuh Sehat dan Berkembang, bertempat di Gedung Sate Jalan Diponegoro, Bandung. Acara yang diselenggarakan pada Kamis (12/03) siang tersebut menghadirkan enam pembicara dari industri media ternama, di antaranya Hendry Ch Bangun (Dewan Pers), Ilona Juwita (CEO Google Channel Partner), Atmaji Sapto (Pemred tirto.id), Aldito Deannova (Pemred detik.com), Januar Primadi (Direktur Bisnis Pikiran Rakyat Group), serta Mellysa Widyastuti (Ayo Media Network).
Sekretaris PWI Jawa barat, Wawan Ruswana mengatakan, urgensi dari PWI melaksanakan acara ini dalam rangka peringatan hari pers Nasional pada 9 Maret lalu, yang bertujuan untuk penyesuaian media pada masa kini, dan melihat apa yang paling banyak dibutuhkan oleh insan media dikarenakan adanya peralihan dari media cetak ke media digital.
“Sekarang ini masih banyak media yang tidak sehat, dalam artian mereka yang melanggar Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers. Ketidaktepatan berita yang diinformasikan bahkan sering terjadi, hoaks yang dilakukan oleh penggiat media ini menjadi tolok ukur kami dalam penyelenggaraan acara ini”, tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Hendry Ch sebagai wakil ketua Dewan Pers menyatakan, di era disrupsi di mana segala pemberitaan pasti ada di sosial media. Maka dari itu, industri media harus mampu mengembangkan konten yang ada sehingga memiliki nilai tambah tersendiri dibandingkan dengan pemberitaan di media lainnya. Media harus mampu menghadirkan apa yang dibutuhkan oleh audiens dengan adanya kemajuan teknologi.
“yang terjadi ini memungkinkan adanya kesalahan informasi yang dilakukan oleh industri media, dikarenakan antara media satu dan lainnya berlomba-lomba dalam kecepatan penyebaran informasi. Maka dari itu kita harus memverifikasi data terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.” ucap Hendry.
Firda, salah satu audiens yang merupakan mahasiswa Universitas Padjajaran menyatakan kepuasannya akan acara tersebut.
“Acara ini bagus karena menghadirkan petinggi media yang memiliki idealis yang berbeda-beda. Saya menjadi tahu bagaimana persaingan yang ada dalam industri media, dan ternyata kita juga dapat mengembangkan bisnis dalam platform industri media tersebut.” tandasnya.
Teks Oleh: Gebriel Rahma.