Peace Train Indonesia; Komunitas Penggerak Perdamaian, Hingga Program Traveling Lintas Agama
Peace Train Indonesia kembali diadakan dengan rute Jakarta-Bandung pada 23-25 Maret 2018, bertempat di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Bandung. Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 peserta dari berbagai agama yang berasal dari Medan, Riau, Manado, Jabodetabek, Bandung, Madura dan Papua. Sebelumnya, Peace Train Indonesia ini telah dilaksanakan di Jakarta-Semarang pada 15-27 September 2017, Jakarta-Surabaya pada 3-5 November dan Jakarta-Yogyakarta pada 26-28 Januari 2018.
Awal Pembentukan
Ahmad Nurcholish selaku Koordinator Studi Agama dan Perdamain Indonesia Conference On Religion and Peace (ICRP) menceritakan awal pembentukan kegiatan ini karena melihat dari banyaknya perdebatan bahkan pertempuran antar penganut agama yang diyakini mempunyai kebenarannya sendiri-sendiri. Nurcholish juga menuturkan, Peace Train Indonesia ini didedikasikan bagi para pemuda dari berbagai agama untuk saling mengenal, berinteraksi, berbagi pengalaman juga belajar bagaimmana berperan serta dalam membangun perdamaian di tanah air. Selain itu, ia kerap mengajak pemuda untuk keluar dari zona nyamannya di mana mereka hanya mau berteman dengan sesama pemeluk agama-nya saja.
Program Traveling Lintas Agama
Peace Train Indonesia merupakan program traveling lintas agama dengan menggunakan kereta api menuju berbagai kota yang telah ditentukan sebelumnya. Kali ini, tujuannya adalah Bandung dan Cimahi. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut mengunjungi komunitas-komunitas agama, komunitas penggerak perdamaian, rumah ibadah, dan tokoh-tokoh yang dianggap sebagai aktor penting toleransi dan perdamaian antaragama.
Direktur Sekodi (Sekolah Damai Indonesia), Leoni Beatrik Tobing, menyatakan keinginannya agar kegiatan seperti ini sesering mungkin dilaksanakan. Rasa keberagaman sebaiknya ditularkan terus menerus di masyarakat. Sekarang tantangannya adalah bagaimana khalayak tertarik dan bisa mengakses kegiatan-kegiatan serupa dengan mudah dilaksanakan, dan tidak lupa dengan ke-“Indonesiaannya”.
Sejumlah tokoh dari berbagai agama ikut menghadiri persinggahan Peace Train Indonesia di Bandung, seperti Romo Hariyanto (Rohaniawan Katolik), Uung Sendana (Ketua Umum Matakin), M Mukhisin (Kepala Sekolah Guru Kebhinekaan Vay Cahaya Guru), dan Pdt Sylvana Ranty (Kantor Staff Presiden RI) dan juga para alumni Peace Train Indonesia 1-3.