“Time For Skunx”, Panggung Baru Skena Musik Ska-Punk di Bandung.

Suatu kesalahan terkadang bisa menjadi pintu menuju kesempatan-kesempatan lainnya yang lebih bernilai, voice recorder  yang mendadak ‘macet’ saat Press Conference  album kompilasi  “Time For Skunx” pada  Jumat (10/2) lalu di Butterfield Kitchen, mengantarkan saya untuk berbincang langsung dengan Papap Yopie dari Dirty Dolls, Hadi Irhamsyah atau yang akrab disapa Abank dari Noin Bullet, Rully dari Kingkong Beer, dan Ongki dari Hockey Hook—para aktor di skena musik ska-punk Bandung.  Malam ini saya harus memacu motor saya ke sebuah kantor label musik Bhang Records untuk melakukan interview ulang mengenai album kompilasi ini. Suasana kedai kopi yang santai disana membuat kami dapat bercengkrama lebih akrab dan mendalam. Tidak jarang, percakapan diselingi oleh candaan Papap Yopie yang mencairkan sesi interview.

Di kalangan penikmat musik ska, tentunya kalian sudah sangat mengenal variasi musik ska-punk. Yap, berawal dari kejenuhan pada ska 2-tone ataupun ska tradisional, musisi-musisi ska pun mulai menciptakan genre fusion  ska-punk yang lalu mendapatkan tempatnya sendiri di hati penggemarnya pada awal tahun 90’an. Kepopuleran musik ska-punk di Bandung bermula dari generasi zaman GOR Saparua­ yang dipelopori oleh band ska-punk Agent Skins di tahun 1995. Sejak saat itulah bermunculan nama-nama seperti Noin Bullet, Kingkong Beer, Young Coconut, Dirty Dolls, dan band ska-punk terkenal lainnya. Panggung ska-punk di Saparua pun menjadi center berskala nasional saat itu.

Sayangnya, sejak GOR Saparua dilarang untuk menyajikan gigs, band-band ska-punk di kala itu kehilangan tempatnya dan kesulitan untuk mencari panggung. Bermusik di cafe-cafe setempat rupanya bukanlah suatu solusi agar tetap menghidupkan denyut nadi ska-punk, keterbatasan sponsor di hari itu membuat band ska-punk semakin tenggelam popularitasnya. Walau begitu, skena musik ska-punk tidak pernah mati, band-band baru masih tetap bermunculan. Salah satunya adalah Hockey Hook yang lahir pada 2010.

Kini,  “Time For Skunx” mengajak kembali Kota Bandung untuk  skankin atau berjingkrak ria ala-ala ska yang sempat redup sejak tahun 2000’an. Band-band ska-punk lama mendapatkan kembali panggungnya lewat album kompilasi yang namanya terinspirasi dari lagu berjudul Time For Skins dari sang pelopor Agent Skins. Bukan hanya menjadi pemantik agar band ska-punk lainnya bermunculan, album ini juga memberikan buktinya tersendiri, bahwa ska bukan hanya 2-tone, tetapi juga bisa menjadi variatif dengan bergabungnya warna-warna musik yang lain di dalam ska.

Album kompilasi yang mulai dikerjakan di bulan Juli 2016 ini awalnya hanya akan dikemas sebagai event, namun menurut Ongki, pencetus dari album ini, ia ingin membuat sesuatu yang berkesan dan memutuskan untuk menggarap album kompilasi ska-punk. Ternyata tidak terlalu sulit ketika mengajak kesembilan band dalam mengisi “Time For Skunx”, namun kesibukan masing-masing personil band  sempat menjadi faktor utama yang menghambat proses dari album kompilasi barlabel musik  Eastern Wolves ini,  meskipun pada akhirnya “Time For Skunx” berhasil rampung di awal tahun 2017.

Nah, penasaran bagaimana Kingkong Beer, Mighty Joke, Noin Bullet, Saritme, Dirty Dolls, Hito Ichi Mi, Skarangska, Young Coconut, beserta Hockey Hook kembali menggemparkan panggung musik ska-punk?  Nantikan main event  dari launching “Time For Skunx” pada 19 Maret 2017 di Butcher’s Bill  Jl. Taman Pramuka No. 165.

Yes, this is the  Time For Skunx!

 

Teks oleh: Dimas Fathony

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *