Apa Kabar KMJ?
(Teks Oleh : Deo Rizky Kurnianto, Ketua KMJurnalistik periode 2014)
Halo Keluarga Mahasiswa Jurnalistik,
Bagaimana kabarmu? Sudah lelah bersuara atau masih lantang berupaya? Mari sandarkan sejenak tubuh lusuhmu. Jika tak malas, tak salah kalau kau basuh terlebih dahulu.
Hai pemuda-pemudi penuh aksi, jangan sampai lupa kalau sedikit menghela nafas itu wajar adanya ya! Toh, kalian masih manusia.
Tak usah ragu, coba lihat saja sekelilingmu. Kadang banyak kursi atau bangku yang kau acuhkan demi cepat selesaikan amanat. Bahkan jangan-jangan air pun tak kau minum demi membuat mereka-mereka yang kau tanggung menyimpulkan senyum. Satu sikap ksatria yang memang harus kalian pertahankan.
Namun, seorang bijak pernah mengatakan, “kalian berhak dan harus menekan diri kalian semampu dan sekuat tenaga. Tapi jangan lupa jika kalian juga punya batasan”. Jika masih ada saja orang yang tak paham, bahwasannya setiap manusia memiliki batasan, untuk apa kalian hiraukan? Berikan senyuman dan berlalulah, jika perlu ucapkan “persetan!”.
Bagaimana bung? Aroma bau matahari penuh peluh itu apa masih menempel di punukmu? Lingkar ketiakmu masihkah lengket dan sedikit berdebu? Oh satu lagi, kapan kamu punya waktu untuk merindukan masa-masa dulu? Sedikit bicara tentang asmara atau menghabiskan waktu tanpa bayang-bayang dilema. Kuharap masih bisa dan jangan sampai lupa, karena bagaimanapun kalian punya rasa.
Bagaimana harimu akhir-akhir ini? Semakin panas, karena masih mencoba berdiri sempurna diantara realita yang harus kalian tanggung alur lajunya, ya? Santai saja, karena memang akan ada masa dimana tanggung jawab seolah-olah melebihi pemimpin negara. Tapi percayalah padaku kalian sungguh istimewa.
Gaya jalan yang agak sombong, baju dan celana sengaja dibuat bolong, jika bertegur sapa terkesan agak “polontong“. It’s oke dude! Selama kepala kalian tidak kosong, tetap menjadi oposisi dari sikap pembohong, dan mengutamakan budaya tolong menolong.
Saans (santai), jangan terlalu diambil hati apa yang aku katakan barusan. Kalian tahu itu hanya sebuah pandangan subjektif seoseorang kan? Kata-kataku tadi bukan hasil riset dan penelitian. Bukan juga gagasan yang diasumsikan sebagai pandangan umum terhadap kalian. Kalian pasti tau jika dunia adalah sebuah keseimbangan. Kalah-menang, miskin-kaya, lapar-kenyang, aktif-apatis, suka-tidak suka. Apalagi selain menikmati, bukan?
Tetaplah membumi saat dihujani beribu puji. Semoga kalian tetap tegak berdiri ketika amuk caci maki menghampiri. Jangan takut untuk mengkritisi dan jangan malu dikritisi.
Pada intinya aku hanya ingin mengatakan, jika kalian adalah penerus dari segala bentuk perjuangan. Mahasiswa dulu dan sekarang jelas beda. Tapi kita punya kesamaan, sama-sama merasakan bagaimana membangun sebuah iklim kekeluargaan di bawah bendera puzzle berlatar hitam. Belajar banyak dari proses-proses yang melibatkan nama sebuah organisasi.
Tetap semangat dalam keseharian kalian! Tetap lantang dalam bersuara, jangan lupa untuk selalu menjaga satu dan yang lainnya. Nikmati tiap detiknya! Percayalah di masa depan akan ada rindu yang tak terduga kapan hadirnya. Walaupun sekedar menyuruput kopi, melingkar, berdiskusi tentang segala hal, dan bisa dilakukan kapan saja. Percayalah rasanya tetap tidak sama, seperti saat kalian masih menyandang status sebagai mahasiswa.
Keluarga Mahasiswa Jurnalistik!
Jurnalistik,
Jurnalistik,
Jurnalistik!