Eksistensi Skena Olahraga BMX yang Tidak Pernah Padam
Pict Source: Scott Summerhayes.
Oleh: Dimas Kamaswara.
Sebelum membahas olahraga ini lebih mendalam, alangkah baiknya untuk terlebih dahulu mengetahui bagaimana asal mula terlahirnya olahraga satu ini. Olahraga BMX dimulai pada akhir 1960-an diperkenalkan oleh anak-anak muda di California, Amerika Serikat yang di mana pada saat itu sedang popoler-populernya olahraga motocross.
Berangkat dari ketidakmampuan untuk berpartisipasi di bidang olahraga motocross, para anak muda di California, AS ini akhirnya membuat trek secara mandiri dan melakukan balapan sepeda layaknya balapan motocross. Dengan begitu hasrat anak-anak muda ini untuk mengendarai motocross cukup terpenuhi. Kata BMX sendiri yaitu kependekan dari kata Bicycle Motocross.
Fenomena sepeda BMX ini menjadi sangat menyebar sejak kemunculannya pada film “On Any Sunday” di Amerika Serikat, film dokumenter tentang motocross pada 1971. Olahraga sepeda BMX ini semakin populer dan menjadi suatu hobi yang banyak diminati di kota California dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Amerika Serikat.
Selain itu, sepeda BMX tidak hanya dipakai untuk balap dan dipakai untuk freestyle, melainkan menjadi salah satu alat transportasi favorit di kalangan anak-anak dan remaja. Pada awalnya sepeda BMX ditujukan hanya untuk balapan saja.
Seiring perkembangan zaman, olahraga ekstrem ini tidak hanya populer di kota kelahirannya saja. Pada tahun 1978 olahraga ini mulai diperkenalkan ke negara-negara lainnya. Sebelas tahun kemudian Federasi BMX bertaraf Internasional didirikan, tepatnya pada tahun 1981, lalu setahun kemudian untuk pertama kali kejuaraan sepeda BMX diselenggarakan.
Setelah beberapa tahun berkembang, BMX ini mempunyai lebih banyak kesamaan dengan bersepeda dibandingkan dengan sepeda motor, yang dikarenakan awalnya sepeda ini terinspirasi dari motocross. Akhirnya sepeda BMX sepenuhnya menjadi bagian dari Union Cycliste International (UCI) pada tahun 1993.
Tidak hanya di luar negeri saja, di Indonesia sendiri tren sepeda BMX sudah memulai kepopulerannya sejak dekade ‘80-an. Namun, di akhir tahun 80-an skena olahraga BMX ini menerima beberapa stigma dari masyarakat awam, dianggap sebagai kriminal dan beragam tindakan negatif lainnya, yang mengakibatkan dunia BMX sepi dari arena lomba, yang mengakibatkan sponsor pun enggan untuk mengucurkan dana.
Sepuluh tahun berselang, skena BMX di Indonesia mulai bangkit dari masa-masa suramnya, pamor BMX mulai tercium wangi kembali, terlihat dari “wajah-wajah lama” dan “wajah-wajah baru” yang mulai bermunculan kembali dan mulai mengorganisir komunitas-komunitasnya.
Di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, lalu Yogjakarta, terdapat komunitas sepeda BMX yang di dalamnya telah memunculkan atlet-atlet berprestasi di bidang olahraga ini.
Namun sangat disayangkan, di Indonesia sendiri fasilitas untuk para pegiat olahraga ini masih tergolong belum cukup memadai. Tetapi, kurangnya alat bantu untuk bermain membuat rasa solidaritas semakin erat, tak jarang komunitas-komunitas ini harus membuat sendiri berbagai alat bantu untuk bermain yang dikerjakan semuanya serba mandiri.
Bertepatan dengan tanggal 20 Juli yang diperingati sebagai BMX Day International, di beberapa kota di Indonesia menggelar berbagai acara untuk memperingati hajat besar BMX sedunia ini.
Editor: Ade Rosman.