Dialog Terbuka Calon Rektor, Wacana Unisba Goes International
BANDUNG – Telah berlangsung dialog terbuka antara mahasiswa dengan para calon rektor Unisba periode 2017 – 2021 di Gedung H. Ahmad Sadali (Akuarium) Unisba, Jumat (2/6). Dalam acara ini, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H. dan Dr. Ir. Rakhmat Ceha, M.Eng., IPU. sebagai kandidat yang mencalonkan diri menyampaikan visi-misi dan janji mereka untuk mahasiswa Unisba juga demi mewujudkan Unisba yang lebih baik.
“Kita ingin menjajarkan Unisba ini di kancah ASEAN. Medianya adalah pusat halal. Pusat halal yang dimaksud ada lima (subyek) yaitu makanan, kosmetik, obat, manajemen, dan turisme,” ujar Ceha saat ditemui seusai acara, “Kita akan kaji, kita akan menjadi pusat halal di situ, kemudian kita akan networking dengan (pihak) internasional.” Lebih lanjut ia menjelaskan, Unisba akan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan sertifikasi halal atas kelima subyek tersebut. Selanjutnya lembaga-lembaga sertifikasi berskala nasional dan internasional tersebut akan dikelola oleh masing-masing bidang kajian terkait. Sertifikasi tersebut akan menjadi surat pendamping ijazah bagi mahasiswa.
Di sisi lain Presiden Mahasiswa Unisba Muhram Fauzi menyampaikan pernyataan berupa poin-poin tuntutan Keluarga Besar Mahasiswa Unisba terhadap pihak rektorat pada saat pelaksanaan acara Malam Keakraban (Makrab) oleh BEM Unisba. Pada intinya mahasiswa meminta agar internal dari Unisba bisa diperbaiki lagi.
“Salah satu terkait fasilitas lebih menekankan mengenai masalah ormawa (organisasi mahasiswa) yang terdaftar di Unisba, ada yang belum memiliki ruang sekretariat,” jelas Fauzi, “Dengan adanya rencana pemindahan administrasi, kita coba alokasikan UKM tersebut untuk mendapatkan sekretariat. Berikutnya dari segi transparansi, ada beberapa UKM yang tidak tahu bahwa UKM tersebut mempunyai dana sampai-sampai dana itu hangus karena tidak dipergunakan.”
Fauzi juga menyatakan keraguannya terhadap janji-janji yang disampaikan oleh calon rektor tersebut. Ia mengatakan bahwa secara konsep, visi dan misi para calon rektor sudah tersusun baik, namun mereka juga harus melihat kenyataan di lapangan. “Ini tidak relevan,” katanya, “Apa yang audiens sampaikan. Kita ingin masuk dalam kontestasi untuk bersaing di Asia, tapi dalam provinsi dalam nasional kita belum siap; bahkan secara internal kita masih rapuh.” Fauzi menyayangkan hal tersebut, ditambah lagi masih ada hal-hal yang dilaporkan kurang sesuai dengan realita di kampus Unisba.
Teks oleh: Helsa Dhyanti Mustika