Enyah Kau Penggila Harta dan Tahta.
Ziarah ke masa-masa yang sudah usang, mungkin awal reformasi badai belum terlalu kuat menerjang.
Tapi masuk pertengahan, laut pribadinya diterjang pelbagai macam ombak, cuaca terlalu rusuh sekarang, perkembangan sudah menggusur kebebasan.
Pendapat dibungkam, yang benar disalahkan, tontonan-tontonan masyarakat sudah terkena limbah politik.
Bahkan agama sekalipun sekarang sudah dikorbankan demi kepentingan politik, semua hal yang harus diberikan dibuang dan hilang sudah kemerdekaan pers kita.
Bandit-bandit, badut-badut sudah memegang kuasa ranah kita, terlalu dalam hingga makna-makna dari pers semakin terasingkan.
Melawan adalah jalan kemenangan, namun perlawanan sekarang hanya berujung tuduhan makar dan berujung terjerembak disarang.
Adakah jalan lain menuju merdeka?
Dimana merdeka?
Badut-badut pemegang kuasa sedang menggila, tak peduli lagi kata merdeka.
Sekarang merdeka hanya milik mereka pemegang kuasa.
Sementara biarkan tulisan-tulisan membara, kelak asap kami akan meracuni dan mengudara.
Cepat enyah kau penggila harta dan tahta.
Jangan ikut campur dan menjadikan ranah kami perantara tuk memegang kuasa.
Kadang senja berubah jingga atau bahkan pagi tak sedikitpun bercahaya.
Cepatlah tenang badai ditengah belantika pers Indonesia.
-Terasenja-