Organisme Anarkis
(Teks Oleh:Java Anggara)
Manusia dalam kehidupan sosial memang tak dapat dihindarkan dari interaksi. Baik atasan-bawahan, babu-majikan, senior-junior, dan sebagainya. Kehidupan bermasyarakat juga tak luput dari perhimpunan, struktur, ataupun suatu komune yang resmi seperti Rukun Tetangga (RT) sampai kepresidenan.
Orang-orang penganut faham anakisme menolak segala bentuk perbudakan. Sederhananya anarkis menolak bentuk pemerintahan. Baik diperintah maupun memerintah.
Jika kita melihat prinsip orang-orang penganut faham anarkisme, tentu sangat tumpang tindih rasanya jika mereka melakukan praktik organisasi. Bagaimana para anarkis melakukan praktik organisasi?
Menyadur dari pemikiran salah satu ahli sosial, organisasi ialah suatu bentuk koordinasi segala aktivitas yang rasional oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan melalui pembagian dalam pekerjaan dan fungsi hirarki otoritas serta tanggungjawab masing-masing anggota. Artinya dalam organisasi terdapat suatu struktur kasta yang dirancang untuk tujuan tertentu. Jika ada struktur kasta maka ada ‘’bawahan dan atasan’’, lalu praktik pemerintahan pun tak terhindarkan.
Bukan tidak mungkin para anarkis berkomunal, membentuk organisasi ataupun sekedar melakukan pergerakan yang terorganisir. Tentunya tujuan berhimpun atau berorganisasi adalah demi tercapainya kepentingan bersama. Maka seluruh individu tersebut harus mempunyai visi yang sama.
Organisasi yang berisikan orang-orang anarkis tentu berbeda dengan organisasi partai politik. Organisasi anarkis sangat menjunjung tinggi kepentingan tiap individunya. Tentunya, masing-masing individu harus mengerti setiap langkah yang diambil. Tanpa perintah maupun memerintah. Inisiatif dijadikan patokan utama demi mencapai kepentingan bersama. Kalaupun ada, seseorang yang menonjol akan mempunyai tanggung jawab, tugas dan kesadaran yang lebih besar terhadap kepentingan bersama.
Inisiasi anarkis harus memungkinkan otonomi yang utuh serta kemerdekaan, dan karenanya tanggung jawab penuh terhadap individu-individu dan kelompok-kelompok yang terlibat, kesepakatan merdeka di antara pihak-pihak yang memandang bahwa tindakan kooperatif yang dilakukan bermanfaat untuk tujuan bersama, tanggung jawab moral untuk memenuhi janji dan tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan program yang disepakati.
Di atas dasar tersebut, bentuk-bentuk praktis dan instrumen yang sesuai diperkenalkan untuk memberikan hidup yang nyata bagi organisasi tersebut. Maka kelompok-kelompok, federasi dari kelompok-kelompok, federasi-federasi dari federasi-federasi, pertemuan-pertemuan, kongres-kongres, komite korespondensi dan seterusnya.
Namun aktivitas ini juga harus dilakukan dengan penuh kemerdekaan, dengan cara yang tidak membatasi pemikiran dan inisiatif setiap anggota, namun sekadar untuk menciptakan cakupan yang lebih luas bagi upaya yang tidak mungkin atau tidak efektif jika dilakukan secara terpisah. Maka organisasi anarkis, terlepas dari semua kekurangannya akibat sifatnya sebagai badan-badan perwakilan, haruslah bebas dari segala bentuk keotoriteran karena badan-badan tersebut tidak menetapkan aturan.
Sederhananya, organisasi anarkis mengandalkan solidaritas pergerakan secara kolektif dari masing-masing individu yang memperjuangkan kepentingan bersama.