Keistimewaan Ka’bah

“Sejumlah jemaah tengah melaksanakan ibadah Thawaf dan disembangi oleh menyentuh serta mencium Ka’bah (6/4). Ka’bah merupakan kiblat umat Muslim yang berada di Masjidil Haram, Saudi Arabia.” (Foto: Marina Y.)

 

Ka’bah merupakan suatu bangunan yang berada di tengah-tengah Masjidil Haram. Tempat yang merupakan kiblat setiap umat Muslim tersebut bisa dibilang tempat yang paling disucikan, karena setiap detiknya orang-orang tak henti mengalirkan do’a di sana. Di tanah suci tersebut, terdapat pula air zam-zam yang mengalir terus menerus meskipun sudah diambil oleh jutaan umat manusia. Bangunan ini ditutupi oleh ikon kain bersulam yang biasa disebut kiswah. Kiswah itu kain tenun yang terbuat dari sutra, kain katun dan dihias lagi dengan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an. Dari kejauhan ka’bah sudah terasa harum.

Seluruh umat Islam  di setiap penjuru dunia berkumpul untuk ibadah Haji/ Umrah. Salah satunya adalah ritual mengelilingi ka’bah atau orang biasa menyebutnya denganThawaf. Setiap melewati lampu hijau yang sejajar dengan Hajar Aswad, jamaah biasanya membaca ‘bismillahi Allahuakbar’. Dimulai dari Ruknul Yamani sampai Hajar Aswad. Umat muslim berlomba-lomba untuk mengusap, mencium, memeluk Hajar Aswad. Thawaf memiliki aturan tidak tertulis seperti; harus yakin, ikhlas, tidak boleh menyakiti, menyikut, dan mendorong orang lain.

Di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah ada yang dinamakan Mustajab, yaitu tempat yang diyakini sebagai tempat yang paling Mustajab dikabulkannya do’a. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Multazam adalah tempat dikabulkannya do’a. Tak ada satupun do’a seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan.” (H.R. Ahmad)

Allah menjadikan Ka’bah sebagai pengaman manusia yang dengannya mereka beriman, kalau bukan karena-Nya akan celaka.

Terkadang, mayoritas umat Muslim salah paham akan ketentuan ibadah Umrah. Semakin pesatnya perkembangan teknologi membuat orang-orang beranggapan bahwa Umrah merupakan suatu kegiatan tamasya; bisa dibuktikan dengan banyaknya Jemaah Umrah yang menyebarkan kegiatan ibadahnya di media sosial.

Nabi Muhammad SAW telah meriwayatkan hadits tentang kejadian yang akan datang bahwa: akan tiba suatu masa di mana orang-orang kaya akan pergi haji untuk bertamasya, orang yang berpunya untuk kepentingan bisnis, orang bijak untuk pamer dan orang miskin untuk mengemis (Diriwayatkan dari Anas r.a)

Naudzubillah summa naudzubillah. Jamaah yang sedang atau akan menunaikan ibadah haji atau umrah menginginkan mabrur. Dijauhkan dari sifat riya, takabur dan lainnya.

 

Teks oleh: Marina Yuliani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *