“Survival Kit Gen Z di Era Digital”, Menunggu Bedug Sambil Belajar Berbisnis

Penyampaian materi oleh pembicara pada Webinar “Survival Kit Gen Z di Era Digital” yang diselenggarakan oleh Suara Mahasiswa dengan mengusung tema “Membangun Bisnis dari Skill yang Kita Punya”. Dilaksanakan secara online melalui aplikasi Zoom Meeting, pada Minggu (02/05). Foto: Della Trisnawati.

Webinar yang dilaksanakan sambil menunggu waktu buka puasa tiba menjadi salah satu daya tarik tersendiri dan bermanfaat bagi mahasiswa. Suara Mahasiswa Universitas Islam Bandung menggelar acara Webinar “Survival Kit Gen Z di Era Digital” dengan materi yang disampaikan mengenai seputar bisnis.

Webinar “Survival Kit Gen Z di Era Digital” dilaksanakan melalui Zoom Meeting dengan mengusung tema “Membangun Bisnis dari Skill Yang Kita Punya” yang berlangsung selama tiga hari. Dimulai pada tanggal 29 April 2021, 1 Mei 2021, dan terakhir pada 2 Mei 2021. Acara dimulai setiap pukul 15.30 WIB dengan durasi waktu acara sekitar satu jam, dengan menghadirkan satu pembicara di setiap pertemuannya. Partisipan dalam acara ini hadir dari berbagai jurusan, mulai dari jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hingga partisipan yang berasal dari luar Unisba yakni dari Universitas Islam Negeri (UIN).

Ketua pelaksana pada Webinar Survival Kit Gen Z di Era Digital, Fais Azhar, menjelaskan alasannya memilih tema bisnis pada seri pertama webinar ini, dari tema yang diangkat selain membuat para generasi Z melek tentang bisnis, dia ingin memberikan pandangan baik mengenai para generasi Z yang dapat memanfaatkan waktunya dalam kegiatan baik seperti berbisnis.

“Ambil tema mengenai bisnis karena pertama agar Generasi Z melek sama bisnis, memberikan informasi yang bermanfaat dengan pembicara yang sudah berpengalaman di dunia bisnis. Juga ingin memberikan perspektif bahwa Generasi Z gak cuma rebahan aja tapi mereka bisa memanfaatkan waktunya dengan baik,” Ujar Fais saat diwawancarai pada Minggu (02/05) Malam.

Fais menjelaskan bahwa bisnis akan sangat bermanfaat kedepannya bagi para Generasi Z, mereka bisa menciptakan bisnis dengan kemampuan tambahan mengerti akan berbagai teknologi masa kini. Dengan menguasai berbagai teknologi yang ada, para Generasi Z dapat mengemas bisnis secara modern dan mengikuti kebutuhan zaman.

Pada Kamis (29/04) Sore, acara webinar ini resmi dibuka dengan menghadirkan pembicara pertama yaitu Dinar Mauludana salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi 2018 pemilik Kafe “Sitdown Cofee” dan Kursus Berbahasa Inggris “Zed Course”. Dinar menjelaskan bagaimana sebuah skill yang kita miliki dapat membangun sebuah bisnis. Dinar menyukai kopi, dari mulai kecintaannya terhadap kopi mengantarkan dia mencoba membuat sebuah Kafe. Dinar suka berbahasa inggris dan akhirnya dia mencoba membuat sebuah kursus berbahasa inggris. Pembahasan materi yang disampaikan oleh Dinar berdasarkan pengalamannya sendiri dapat membuat kita bisa mencoba memanfaatkan Skill dengan mengasahnya lebih baik lagi, lalu kemudian lebih dimanfaatkan lagi menjadi sebuah bisnis yang pastinya bermanfaat.

Pada Sabtu (01/04) Sore, Webinar di hari kedua dilaksanakan kembali dengan menghadirkan pembicara yaitu Neni Hermawati yang merupakan Owner Kemapan Handbouquet. Dia menjelaskan bahwa kita harus mencoba untuk belajar dan mengetahui dulu seputar informasi mengenai bisnis. Mempelajari dengan baik agar mengetahui cara-cara yang baik dari memulai sebuah bisnis hingga menjalankan bisnis itu secara berkala.

Lalu pada Minggu (02/04) Sore, Webinar di hari ketiga masih dengan tema yang sama menghadirkan pembicara yaitu Bayu Adhitama, seorang Executive Diamond Leader HDI International. Ia menjelaskan seputar bisnis seperti mengenai Value of Time, kuadran kewirausahaan pun dijelaskan seperti mengenai Employee, Business Owner, Self Employed, dan Investor. Bayu juga menjelaskan bagaimana cara berdagang dan memberikan informasi mengenai media branding yang membantu kita dalam memasarkan sebuah produk yang dibuat agar dapat menarik minat pembeli.

Dalam materi yang dijelaskan banyak sekali kosakata asing mengenai bisnis yang dapat diketahui audiens dan penjelasan yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang diminati saat ini. Seperti perbedaan secara jelas mengenai Reseller dan Dropshipper yang yang masih sulit dibedakan bagi Sebagian orang.

Daryn seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, selaku partisipan dalam acara Webinar tersebut, mengungkapkan pandangannya mengenai acara Webinar di hari ketiga. Daryn mengatakan bahwa acaranya sangat menarik dengan materi yang bagus dan mendapat kosakata baru mengenai istilah-istilah seputar bisnis.

“Kalo aku pribadi jujur excited, saat tahu materinya terkait dengan bisnis, seneng aja gitu. Makanya tadi lumayan responsif dan ngajuin pertanyaan juga. Materinya bagus dan kak Bayu tadi nyampeinnya enak jadi lumayan bisa dipahami,” Ucap Daryn.

Daryn juga mengatakan bahwa banyak kosakata baru mengenai istilah-istilah seputar bisnis yang dijelaskan dengan baik oleh pembicara. Pengertian mengenai jenis bisnis seperti reseller dan dropshipper pun dijelaskan sehingga para partisipan mengerti perbedaan dari berbagai istilah bisnis tersebut.

 “Buat aku pribadi banyak istilah-istilah yang masih asing ya kaya tadi yang quadran itu ada employee, self employee, business owner, sempet ga paham pas diterangin diawal tapi pas aku tanya ulang, kak bayu menjelaskan lagi dengan singkat tapi akhirnya aku tau maklun itu apa terus bedanya reseller dan dropshipper itu kaya gimana,” tambahnya.

Tanggapan positif lainnya juga turut dikemukakan oleh Annisa Latifah selaku partisipan di acara tersebut, menurutnya materi mengenai bisnis dikalangan generasi Z sangat membantu dan perlu diperbanyak lagi, karena bisnis merupakan hal yang perlu dipelajari dan semakin awal mempelajari akan semakin baik.



Teks oleh: Sherine Angelica.