“Carmine”, EP keluaran era Pandemi yang dilahirkan For Limerence

Unit musik alternative/dream pop asal Bandung, For Limerence yang terbentuk di tahun 2021 kini sudah menginjaki tahun kedua dalam mengendarai sebuah Band, setelah di tahun pertama mereka merilis single dengan tajuk Never Thought It Was You (2022) kini For Limerence ingin memperbanyak diskografi nya dengan merilis sebuah EP yang bertajuk ‘Carmine’ yang berisikan 5 lagu.

Penulis: Salman Rayyan

    Berbagai macam musik telah lahir di masa Pandemi yang cukup gelap, upaya demi upaya berhasil dihadapi oleh hamba-Nya. Walau di era yang gelap, tak sedikit juga band terang yang bangkit menyinari alam semesta dikala Endemi ini, layaknya matahari yang muncul disekitar awan hitam seusai badai melanda, For Limerence berhasil menjadi matahari yang menyinari tersebut dengan melahirkan EP atau Album Mini dikala itu.

    Unit musik alternative/dream pop asal Bandung, For Limerence yang terbentuk di tahun 2021 kini sudah menginjaki tahun kedua dalam mengendarai sebuah Band, setelah di tahun pertama mereka merilis single dengan tajuk Never Thought It Was You (2022) kini For Limerence ingin memperbanyak diskografi nya dengan merilis sebuah EP yang bertajuk ‘Carmine’ yang berisikan 5 lagu.

    Dengan proses yang tidak mudah dan memakan waktu cukup panjang, For Limerence yang kini terdiri dari Irvani (Vokal), Aldi (gitar), Risyad (Drum), Afin (Bass), dan Abilo (Keys) akhirnya sukses melahirkan sebuah EP. Band yang berawal punya ide kreatif dari 2 personil awal untuk meluncurkan sebuah band, sehingga muncul nama For Limerence yang jika diartikan sebagai keterpurukan, namun For Limerence menganggap nama tersebut hanyalah sebagai istilah atau titik awal dari For Limerence yang mengalami masa itu dan ingin menghilangkan titik keterpurukan tersebut.

    Kawula muda yang bermayoritaskan Mahasiswa Fikom Unisba ini seperti sudah memiliki chemistry tersendiri yang tentunya hal ini sangatlah penting dimiliki oleh sebuah band. Seperti dari istilah Basa Sunda “loba herey loba batur” istilah tersebut sangat cocok disandarkan kepada personil For Limerence ini. Tampil apik di beberapa panggung membuat For Limerence tentunya mempunyai potensi tinggi untuk merambah kanca nasional dalam bermusik.

Dengan debut EP (extended play) atau Album Mini tersebut tentunya menjadi langkah baru mereka, Dalam debut tentunya tidaklah mudah dalam mengerjakannya apalagi mereka bisa dibilang sangatlah harus pintar dalam memilah dan memilih waktu dipadatnya jadwal akademis di kampus mereka masing-masing. Banyak pengorbanan waktu, tenaga, materi dan juga keringat tidak akan menjadi sia-sia jika diakhir mereka mempunyai karya yang abadi.

    Jangka waktu sekitar 6 bulan tentunya bukan waktu yang sebentar, dengan full produksi musik sendiri dan berhasil menciptakan EP tersebut patut diapresiasi bersama dan juga tak lupa dengan bantuan label Pointless Record untuk recording dan release promotions.

     Penulisan 5 lagu di dalam EP ‘Carmine’ ini secara garis besar menceritakan apa yang terjadi di lingkungan terdekat masing-masing personil, tidak melulu mengenai romansa, namun juga menceritakan tentang menghadapi lika liku kehidupan yang terus berjalan dan keresahan yang selalu datang dari berbagai arah. Seperti memiliki hasrat yang perlu diungkapkan, tentunya karya seni apalagi musik sangatlah cocok untuk melakukan hal tersebut, Jiwa-jiwa muda yang bergairah lalu menyuarakan hal melalui jalur yang positif sungguh sangatlah luar biasa dibanding dengan menyalurkan hasrat ke jalur yang “merugikan orang lain”.

    Seperti yang diungkapkan oleh sang drummer Risyad, mereka ingin menjadi band yang bertanggung jawab atas apa yang sudah mereka lakukan baik dari dalam sebuah seni ataupun diluar dari hal seni tersebut. Konsistensi menjadi hal yang paling diperhatikan, olehnya baik dari personil yang baru atau lama demi menjaga dan memberi yang terbaik untuk For Limerence, pasti nya hal diterima baik oleh semua insan adalah harapan semua orang terlebih musisi yang sangat puas ketika musiknya diterima dan dihargai oleh para pendengarnya.

    Bicara soal seni Bandung selalu menjadi rumah bagi setiap insan masyarakat asal Bandung itu sendiri ataupun masyarakat luar Bandung, seolah-olah menjadi tempat tinggal yang baik dan nyaman sehingga mampu membawa pelaku seni tersebut mencapai visi dan misi nya dalam berkarya. For Limerence tentunya sangat bersyukur bisa terlahir di Kota ini memiliki banyak support dan tentunya menjadi motivasi terlebih untuk kelanjutan karirnya.

    Dari segi musik For Limerence di EP terbaru kali ini lebih berani dalam eksplorasi dan lebih banyak memasukan influence baru mulai dari musik Dream Pop, Progressive dan Shoegaze yang dimana sebelumnya For Limerence banyak mengambil sound-sound electric dan dipenuhi dengan synth, kini For Limerence lebih difokuskan kepada instrumen seperti raungan gitar yang dominan dan drum dengan tempo lebih cepat, hingga memasukan unsur orkestra di salah satu lagunya, membawa gabungan dari berbagai macam eksperimen di setiap lagunya yang membawa karakter baru dari For Limerence.

    Beragamnya genre di musik membuat band ini memilih Dream Pop sebagai patokan utama di EP ini dalam menulis sebuah lagu, “Alvvays dan Airiel menjadi yang paling banyak mempengaruhi di Album ini” ujar Aldi gitaris dari For Limerence. Tak salah jika band yang menyatukan ketertarikan mereka dari beragam Sub Genre seperti Dream Pop, Progressive bahkan Shoegaze sangatlah bisa membuat gairah di pikiranmu menjadi berbeda dengan ciri khasnya yang sangat kaya ide tersebut.

Debut EP mereka yang bertajuk ‘Carmine’ (‘Limerence, ‘Bloom Later’,’ Carmine’, ‘Always (Again)’,‘Reflections’) sudah dirilis di seluruh platform musik digital dan bisa dinikmati, terhitung sejak tanggal 19 Mei 2023. Yang pastinya ‘Carmine’ ini sangat layak sekali dinikmati di waktu yang flexible mungkin dengan secangkir kopi yang panas di pagi hari juga.

    Berisikan lirik-lirik yang bisa dibilang campur aduk dan sering terjadi di kehidupan sehari-hari, tentunya jika teman-teman semua mendengarkan secara penuh EP dari For Limerence ini ditengah beratnya situasi secara tidak sengaja seperti sedang diajak berinteraksi dan berobsesi melalui intuisi.

Salah satunya pada lagu yang berjudul ‘Reflections’, kisah romansa yang terjadi pada seseorang yang dilema antara ditinggalkan dan juga bertahan. Kisah yang tak asing di cerita cinta dengan penggalan lirik “But i hate it when you cry, and i hate it when you try to ended all” dan “are you gonna leave me here? or gonna stay with me” sungguh berisi makna yang menyentuh hati pendengarnya yang selalu gundah gulana.

    Tak berhenti di EP, beberapa personil tentunya masih banyak memiliki mimpi untuk For Limerence, salah satunya doa dan harapan dari sang gitaris Aldi “Rencana kedepan EP For Limerence akan terus melakukan aktivasi supaya engagement terus naik dan juga wishlist buat kedepannya sih pengen ngadain showcase”dan dari drummernya Risyad “Tentunya seperti band lain kita ingin sukses dan membanggakan keluarga sekitar, lebih aware terhadap sesama, dan juga bisa main diluar kota Bandung ini”.

Harapan dan do’a yang tak lepas dari beberapa personil pastinya tidak akan pernah padam, tapi tetap berilmu padi seperti yang dikatakan Abilo (Keys) agar senantiasa bermanfaat dan tetap rendah hati dikala sudah menjadi api.

Editor: Hasbi Asdiqi