E-kuliah Acap Kali Bermasalah, Mahasiswa pun Jengah

Oleh: Syauqi Kinan

Kegiatan akademik di Universitas Islam Bandung (Unisba) sudah memasuki tahap pertengahan semester. Antusias dari mahasiswa pun berbeda-beda. Ada yang merasa senang karena pada akhirnya kampus ini mampu memberikan kesempatan mahasiswanya untuk kuliah offline (meskipun belum 100%). Ada juga beberapa mahasiswa yang justru sudah larut dalam kenyaman dengan perkuliahan sistem online, karena mereka sudah terbiasa menggunakan sistem seperti itu, jadi seolah-olah mereka seperti dibangunkan dari tidurnya yang nyenyak.

Seperti Rangga, mahasiswa semester sebelas Fakultas Ilmu Komunikasi tersebut lebih memilih perkuliahan online karena menurutnya waktu yang digunakan lebih efisien ditengah kesibukanya yang sambil bekerja. Selain itu posisinya sebagai mahasiswa semester akhir menjadi alasan karena kurikulum yang digunakan pada zamanya berbeda dengan yang sekarang. “Sebagai mahasiswa semester akhir lebih nyaman online, karena lebih efisien antara membagi kuliah dengan kesibukan diluar (kerja), apalagi kurikulum yang kami gunakan dulu berbeda dengan kurikulum yang sekarang” sambungnya. Berbeda dengan Ilham, salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang lebih memilih perkuliahan offline kerena ingin merasakan suasana kampus yang sebenarnya. “Lebih milih offline, karena perkuliahan dari awal masuk sampai semester kemarin online jadi belum pernah ngerasain dunia kampus aja” Ujar Ilham.

Karena perkuliahan sudah mulai offline aktivitas dikampus pun mulai ramai, bisa dilihat dari keadaan jalan yang macet, parkiran yang penuh di pinggir jalan, basement FK (Fakultas Kedokteran), dan pinggir masjid. Hal ini cukup menghambat bagi mahasiswa yang terburu-buru untuk masuk kelas perkuliahan offline, akan tetapi harus terlebih dahulu mencari parkiran yang kosong untuk menyimpan kendaraanya seaman mungkin. Kantin deret pun ikut ramai pengunjung akibat dampak dari kuliah offline. Banyak mahasiswa yang makan atau sekedar nongkrong. Penjual di kantin deret cukup antusias melayani pembeli yang dimana dalam dua tahun terakhir keramaian ini tidak dapat dirasakan oleh mereka.

Semua ini merupakan fenomena yang terjadi karena perkuliahan yang mulai aktif lagi di kampus dan pedagang-pedagang dikantin deret menerima perubahan tersebut setelah berlangsungnya Covid-19 yang tega menghentikan kegiatan mereka. Tapi apakah kampus yang berselogan “Kampus Biru Kampus Perjuangan” ini bisa disebut berhasil dalam menangani masa transisi dari online menuju offline?

Sejak pandemi covid 19, pemerintah mengeluarkan kebijakan perkuliahan secara daring (dalam jaringan) atau biasa disebut online demi menekan angka penyebaran covid 19. Karena menyesuaikan dengan keadaan dan kebijakan, pihak kampus pun mengeluarkan sebuah website kuliah online yang sering disebut “E-kuliah”. Sebenarnya tidak hanya Unisba, kampus-kampus lain juga melakukan hal yang sama demi keberlangsungannya pembelajaran.

Tapi sayangnya, e-kuliah yang dikeluarkan oleh Unisba itu sering mengalami gangguan ketika akan diakses, hal tersebut cukup membuat kesal. Demi menunjang keberlangsungan kuliah yang terganggu karena adanya pandemi covid 19, e-kuliah harusnya menjadi solusi dan bukan hanya untuk mahasiswa, para dosen pun merasa terbantu dan merasa diringankan dalam proses mengajarnya. Tapi website yang sering kita buka itu yang merupakan alat tempur bagi mahasiswa dan dosen tersebut selalu mengalami gangguan pada saat mengaksesnya. Bahkan website alternatif hiburan lebih lancar aksesnya daripada e-kuliah Unisba.

“Sangat mengganggu, soalnya kita butuh aksesnya untuk ngisi forum dan quiz, ada beberapa dosen yang mentoleransi sedangkan ada beberapa dosen juga harus sesuai sama jadwal.” tutur Jeslyn salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2020.

Bayangkan saja ketika akan membuka e-kuliah tapi selalu terjadi kendala error dan sebagainya. Memang ada dosen yang mentoleransi akan gangguan tersebut tapi ada juga dosen yang tidak mau tau yang artinya kendala seperti itu tidak bisa dijadikan alasan hambatan dalam perkuliahan. Lebih menyedihkan lagi adalah ketika kita tidak bisa menyelesaikan quiz, forum atau bahkan absen yang belum kita isi karena aksesnya yang terganggu tersebut, padahal komponen-komponen tersebut akan mempengaruhi nilai akhir sebuah mata kuliah, tentulah mahasiswa akan sangat dirugikan.

E-kuliah adalah website yang penting bagi mahasiswa untuk keberlangsungan belajarnya secara online, bahkan sekarang pun meski sudah dilaksanakannya kuliah offline tetap menggunakan e-kuliah untuk tugas, quiz, forum, dan absen. Tapi mengapa hingga sekarang inimasih saja yang menjadi hambatan ketika akan kuliah itu adalah akses masuknya? Banyak mahasiswa yang mengeluh karena permasalahan akses e-kuliah ini, bahkan tak sedikit pula keluhan tersebut dirasakan oleh dosen.

”Kami (dosen) pun terkena imbasnya terutama ketika akan mengunggah materi. Bahkan kami juga memfasilitasi khususnya dosen-dosen Fikom (Fakultas Ilmu Komunikasi) untuk berdiskusi bersama kepala e-kuliah terkait permasalahan ini, bahwa ini tidak bisa dianggap main-main. ” ucap Tresna Wiwitan selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Komunikasi. Syukurlah, para dosen punya relasi sebagai akses untuk mendiskusikan permasalahan tersebut dengan pihak E-learning, tapi kami sebagai mahasiswa bagaimana? Toh mau dimintai keterangan saja kami harus terhalang dengan jalur kordinasi dan alasan sibuk.

Jika alasan e-kuliah error adalah penggunaanya yang melebihi kapasitas, apakah betul, Unisba tidak bisa memperbanyak atau memperluas akses penggunanya? Dan mengapa mahasiswa yang mendapat perkuliahan offline masih harus mengakses e-kuliah? Hal tersebut merupakan pemborosan kapasitas yang dimana malah mengganggu akses masuk bagi kawan-kawan yang betul-betul akan melangsungkan pembelajaranya secara online. Atau memang untuk kedepannya e-kuliah akan tetap eksis sebagaimana mengikuti perkembangan teknologi? Jadi meskipun kegiatan perkuliahan akan 100% offline, e-kuliah akan selalu jadi media untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Jika seperti itu, apa fungsinya ruangan kelas? Humas Universitas Islam Bandung Ivan Firmansyah menjelaskan bahwa untuk kedepanya e-kuliah akan tetap hidup guna untuk pembelajaran jarak jauh.

“Terlepas dari pandemi, e-kuliah Unisba sudah dirampungkan karena kita butuh untuk pembelajaran jarak jauh tapi karena pandemi, terpaksa kita harus star duluan. Bahkan setelah pandemi pun e-kuliah akan terus ada, ya karena itu kedepanya kita akan mengadakan kelas jarak jauh bukan hanya untuk mahasiswa luar daerah tapi cakupanya juga untuk Internasional” tuturnya. Hal ini menjadi catatan juga apalagi kedepanya Unisba disiapkan untuk berkiprah di dunia Internasional karena ini adalah awalan yang buruk dalam memanfaatkan perkembangan digital.

Sebenarnya secara tidak langsung Sisfo (Sistem Informasi) telah memberikan solusi, tapi hanya untuk permasalahan absensi saja. Dengan mengadakan absensi perkuliahan yang berbeda di Sisfo, beberapa mahasiswa merasa terbantu sebagai pengganti absensi di e-kuliah ketika error. “Enaknya mengisi absen di Sisfo itu kita dikasih tenggang waktu yang lama dan ini menjadi solusi ketika e-kuliah sedang tidak bersahabat” ucap Risa sebagai mahasiswa baru.

Selain dirugikan karena ada beberapa dosen yang tidak mentoleransi gangguan terhadap akses menuju forum, quiz, dan absen, mahasiswa merasa dirugikan dari segi efektifitas waktu. Karena akses masuk e-kuliah yang error cukup memakan waktu, mahasiswa pun jadi merasa jemu hingga timbulnya rasa malas, lebih baik ditutup kembali laptopnya dan kembali ke tempat tidur. Mahasiswa pun berpikiran bahwa apa yang mereka bayar tidak sebanding dengan apa yang mereka terima. Minimalnya mendapatkan perkuliahan yang baik dan lancar, tapi ini tidak.

Ivan Firmansyah kembali menuturkan penjelasanya, kali ini beliau menjelaskan terkait errornya e-kuliah. Sebagai Humas Unisba ia mengatakan bahwa gangguan yang terjadi di akibatkan karena salah satu kebijakan dari Kemendikbud Ristek (Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi).

“Sistem moodlenya berbeda, bukanya kita yang ingin mengupdate tapi karena itu kebijakan dari Kemendikbud Ristek yang harus segera diterapkan” imbuhnya. Pihak e-learning sebagai wadah yang menaungi e-kuliah sampai saat ini belum membuka suara mengenai persoalan yang sedang terjadi. Bahkan ketika pihak KMJurnalistik.com memintai keterangan, mereka menolak dengan alasan jalur kordinasi dan sedang sibuk. Ya kita berhusnudzon saja bahwa mereka memang sedang sibuk untuk memperbaiki kinerja e-kuliah.

Harapan kami untuk masalah ini kedepanya supaya segera dibereskan, mengingat beberapa pihak yang merasa dirugikan. Jika masalah ini tidak segera teratasi, maka Unisba gagal dalam menangani kondisi transisi sistem perkuliahan, kalau boleh disebut, para pedagang-pedagang disekitar kampus lebih siap menghadapi transisi kondisi ini dari pada pihak kampus.

Editor: Rifa Khairunnisa