Wanita Jalang Yang Ingin Pulang
Oleh: Anis Astriami
Menjadi wanita jalang adalah tentang pilihan
Salah-satu pilihannya yaitu membuang kesucian
Meskipun melanggar ketetapan Tuhan
Tidak peduli betapa berisiknya cacian demi terpenuhi hasrat birahi.
Menjelma menjadi wanita asusila
Berkeliaran mencari para pria
Dan memeras uang mereka.
Begitu indah bila disyukuri dengan suka cita
Si jalang ini tidak perlu bekerja
Hanya dengan rias wajah saja sudah cukup menarik minat mata.
Sebenarnya tidak ada satupun yang ingin menjadi jalang sialan
Tetapi desakan ekonomi
Terus saja membuat mereka kesusahan.
Kelamnya dunia wanita asusila
Membuang jati diri mereka dengan suka rela
Mengangkat kedua paha hingga terbuka
Membimbing mesra menuju lubang surga
Tidak ada yang dapat menolaknya
Hanya dengan gerakan tubuh saja kita sudah tahu bagaimana mengartikannya.
Tetapi para jalang ini tidak selalu akan sama pada akhirnya
Mereka lelah untuk berpura-pura dalam jangka waktu yang lama
“Tanah dapat di pijak dengan mudah,
dan aku yang terlalu mudah dijarah”.
Luka dapat merubah hidup seseorang
Tak terkecuali para jalang yang bisa saja menangis karena ingin berpulang
Mereka ingin merenggut kembali masa lalu yang telah lama mereka buang
Meskipun kini terbilang hilang.
Kita yang dikutuk hidup
kini enggan mati meskipun terluka berkali-kali
Persoalan duniawi selalu saja menghajar brutal secara ekspektasi
Kini dimana kasih sayang Maha Pemberi?
Nietzsche saja berkata kau telah mati
Seorang jalang tidak perlu memeluk amorfati
Seorang jalang ini hanya ingin pergi
Meski kini sudah tidak ada tempat untuk kembali.
Editor: Hasbi Asdiqi