Something For The Weekend Vol.4, Ajang Unjuk Taji Band Ternama di Bandung

Penampilan band di acara Something For The Weekend Vol.4 di Grun Resto & Bar, Bandung, Jum’at (1/7).” Foto: (Hasbi Asdiqi/KMJurnalistik.com)

Oleh: Hasbi Asdiqi

Tiada pekan tanpa gigs yang begitu variatif, terus dihelat di setiap venue (tempat acara) dalam masa PPKM level 1 di Kota Bandung. Tahun demi tahun geliat gigs semakin kentara dan sarat makna.  Menonton musisi idola adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi para fansnya dan konklusi dari pergulatan batin yang seketika dapat ditemui di hadapan pecinta musik.

Makna yang terkandung dalam lagu seringkali dilampiaskan oleh para penggemar dengan melakukan parade stage diving (penonton melompat ke tengah-tengah kerumanan penonton), sing along (menyanyi bersama), serta berada satu panggung dengan personil band.

Deretan Musisi Ternama Kota Bandung yang berkesempatan meramaikan Something For The Weekend vol 4 adalah Yesterday Cookies, Shakemaker, Kayas, The Milo, Pure Saturday, dan  Jack & John. Penampilan musisi mengambil peran yang tepat walaupun secara tidak langsung, musisi yang mengisi line up untuk tampil di awal memberi ruang yang leluasa untuk adaptasi kepada penonton yang mana penonton tidak langsung disuguhkan musik kebanggaan dari musisi idola mereka.

Acara yang digelar sedikit intim karena venue yang tidak begitu luas dan indoor dalam sebuah bar yg dipercaya untuk menjadi tempat perhelatan gigs kali ini, Grun Resto & Bar Jl. Dr. Setiabudi No.295, Kota Bandung. Venueyang tentram dengan Protokol kesehatan yang tetap diperhatikan karena jangan sampai ada paceklik lagi akan minggu-minggu tanpa adanya gigs.

Cukup menyita perhatian, karena ketika Pure Saturday, The Milo dan Jack John yang menjadi line up penutup akan acara ini, penonton langsung memadati stage bagian depan panggung. Sejatinya musik bagi setiap jiwa yg terbawa untuk menghayati.

Pure Saturday menyapa yang terasa begitu hangat dengan candaan spontan yang terlontar dari Satria Nurbambang selaku vokalis dan menyatu dengan penonton seakan tidak ada panggung yang membedakan antara personil pure Saturday dan juga penonton. Permintaan yang diteriakan oleh penonton, seakan menjadi tuntutan yang perlu dipenuhi oleh Pure Saturday, gigs seperti ini memungkinan untuk interaksi secara intim maka dari itu interaksi bagaimanpun akan menyenangkan.

Ade Purnama sebagai bassis dari Pure Saturday mengatakan bahwa setelah dua tahun tidak adanya gigs acara Something For The Weekend menjadi ajang pertemuan dengan penggemar.

“Ketika paceklik gigs yang terlalu lama 2 tahun silam menjadi rindu yang harus terus diobati. Pure Saturday lahir dan besar karena adanya gigs intimate kolektif, komunitas dan acara kampus, bukan berarti menolak acara yang skala besar. Tetapi acara gigs seperti ini yang sangat menggugah karena penonton yang datang benar-benar merasakan dan mengapresiasi setiap lagu dari Pure Saturday”. ujar Ade saat diwawancarai KMJurnalistik.com, Jum’at (1/7).

Gigs yang cukup intim seperti ini mendapat ruang yang begitu besar di hati para personil band pastinya karena sangat jarang ketika penonton dan musisi berada satu panggung, bernyanyi bersama dan merasakan bersama-sama rasa dari setiap lagu yang dibawa seakan tidak ada pembeda antara musisi dengan penonton. Gigs yang sangat meriah dalam merayakan setiap lagu juga membaur setiap rasa satu sama lain.

Disamping jadwal manggung yang padat, ada cerita tersendiri dari penggemar untuk memperlihatkan kecintaan mereka akan Pure Saturday. Hal itu diungkapkan oleh Ade, salah satu penggemar memberikan nama pada anaknya salah satu judul lagu dari Pure Saturday.

“Dalam kasus diluar manggung, ada kejadian dimana penggemar Pure Saturday memberi nama anak dengan salah satu judul dari lagu Pure Saturday. Dari deretan lagu yang rilis, banyak yang menjadikannya sebagai soundtrack kehidupan terkait percintaan, kehidupan dan kesedihan, beredar hoax bahwa saya mau bunuh diri, dan saat zaman album pertama ada orang timur membeli rilisan fisik Pure Saturday yang harus menunggu beberapa bulan.” Pungkas Ade.

Mata yang tak bisa teralih dari panggung utama, tangan yang menggenggam botol dan gigs menjadi babak kontemplasi yang mendadak karena musik yg dimainkan cukup sentimentil untuk terenyuh. Entah mengapa musik tidak pernah mengkhianati perasaan untuk terambang sejenak atau mungkin menjadi pengantar untuk setiap lembar rasa yang akan terurai.

The Milo unjuk gigi di panggung menjadi sentuhan magis dari sing along tanpa musik yang mengalun dalam beberapa detik, anggukan kepala hingga hentakan kaki yang begitu personal untuk menggambarkan semua perasaan saat menonton gigs. Bukti nyata dari babak kontemplasi secara mendadak, meluapkan emosi terpendam untuk konklusi dari setiap pergulatan batin yang tanpa sadar terenyuh sesaat oleh musik yang menjadi pemantik.

Vokalis The Milo kerap menggurau pada penonton dengan terus mencari crew yg membawa kaos merch alih alih sebagai bisnis promosi disamping permasalahan teknis, vokalis yang menyapa ke penonton yang begitu spontan candaan saat manggung hingga berpura-pura lupa kunci chord karena sudah lama tidak manggung dan suasana terjadi begitu cair sebelum musik mengalun dan mempengaruhi perasaan. Lagu Dont Worry For Being Alone dibawakan khusus kepada setiap penonton.

Ade berharap bahwa acara seperti Something For The Weekend Vol 4 bisa terus berjalan, tidak perlu jumlah penonton yang banyak, namun acara-acara kecil seperti ini bisa menumbuhkan rasa kebersamaan antara penonton dan band yang tampil.

“Untuk setiap band coba untuk manfaatkan acara seperti ini. Berdasarkan pengalaman, Pure Saturday juga lahir dari acara seperti ini. Venue ga besar, jarak dengan penonton dekat dan ramai. Zaman berubah tetapi ada beberapa hal yang tetap dilaksanakan secara konvensional. Canggih nya gigs online tidak bisa menggantikan gigs seperti ini, terus dukung dari penonton maupun band.” Ujar Ade.

Editor: Dimas Rachmatsyah